Sukses secara materi (hamoraon) bukan hanya keinginan setiap orang Batak. Tetapi juga sudah menjadi salah satu prinsip hidup, disamping hagabeon (sukses berketurunan) dan hasangapon (dihormati).
Itulah mengapa demi mengejar sukses materi tersebut, banyak orang batak atau yang disebut halak hita, akhirnya merantau ke kota-kota besar. Kalau mereka sudah sukses, pastilah mereka menjadi idola bagi orang-orang Batak lain di kampungnya.
Dengan kata lain, orang Batak akan dianggap sukses apabila sudah merantau keluar Pulau Sumatera.
Nah, untuk mencapai kesuksesan tersebut, orang Batak sebenarnya tidak perlu banyak baca buku-buku atau menonton program-program motivasi di televisi.
Sebab, orang Batak mempunyai anjuran-anjuran kehidupan sehari-hari untuk mencapai sukses.
Ada beberapa pantangan di Suku Batak untuk meraih kesuksesan.
1. Unang Holoson (Jangan Malas-Malasan)
Ternyata kesuksesan banyak orang Batak tidak lepas dari anjuran-anjuran yang diberikan oleh ompu-ompu na jolo (nenek moyang) agar tidak malas atau unang holoson.
Itu sebabnya kenapa ibu-ibu(mamak-mamak) kita suka cerewet, menyuruh mengerjakan pekerjaan rumah, baik itu mencuci piring, menyuci baju, menyetrika pakaian, memasak, menyapu rumah, dan sebagainya.
Bukan cuma pekerjaan rumah, mamak-mamak kita tidak kalah cerewet jika anaknya tidak rajin di sekolah dan pekerjaan.
Kelak kau akan mengerti kecerewetan itu akan ada gunanya.
2. Unang Oto (Jangan Bodoh)
Lagu ‘Anakhon Hi Do Hamoraon Di Au’ (Anakku itulah kekayaan bagiku) karya mendiang Nahum Situmorang ternyata bukan sekadar hafalan belaka bagi orangtua Batak. Tetapi juga doa yang diamini.
Itu sebabnya kenapa ayah-ibu kita tidak ragu untuk menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya, sekalipun harus menjual rumah ataupun berhutang.
 Semua itu dilakukan orangtua Batak agar anak-anaknya nanti tidak bodoh atau unang oto. Dengan modal pendidikan, para orangtua berharap kelak anak-anaknya mendapatkan hidup yang lebih baik dari mereka. Â
3. Unang Tuit (Jangan Manja)
Bukan tanpa sebab ayah-ibu kita meminta tidak malas dan sekolah setinggi-tingginya. Itu semua dilakukan agar kalian jangan manja atau unang tuit dalam hidup nantinya.
Itu mengapa jangan heran sering sekali kita mendengar sanjungan orang lain yang mengatakan betapa keras (bukan kasar) dan gigihnya orang Batak dalam sekolah ataupun bekerja.
4. Unang Takkang (Jangan Nakal)
Kita pasti tidak lepas dengan kenakalan, apalagi disaat masa anak-anak dan masa remaja.
Baik itu nakal di rumah maupun disekolah, baik itu nakal kepada sesama, orang yang lebih tua maupun yang lebih muda.
Nah, kenakalan menjadi tidak lumrah kalau terjadi sewaktu sudah beranjak dewasa atau naposo. Oleh karena itu, orang Batak diharapkan untuk tidak nakal atau unang hatakangon dengan orang-orang di sekitarnya.
5. Unang Hisap (Jangan Rakus)
Masih saja kita membaca bahwa banyak orang Batak (Halak Hita) yang ditangkap karena kasus korupsi, kendati hidup mereka sudah terbilang sukses.
Jika dipikir-pikir mengapa banyak dari mereka yang pintar dan sekolahkan tinggi-tinggi, tapi tetap saja serakah dan korup?
Mungkin persepsi yang muncul yaitu karena tidak bersyukur, sebab manusia memang tidak pernah merasa cukup dengan yang dimiliki.
Untuk menghindari keserakahan, orang Batak punya larangan: unang hisap. Anjuran ini berguna menjaga orang Batak agar senantiasa tidak mengambil yang bukan haknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H