Hal ini dapat saya rasakan yaitu Ketika saya sedang  Berlatih lari di Malam Hari. Latihan biasanya selesai pukul 20.00, dan saya merasa lapar setelahnya. Sebelum mengubah pola makannya, saya sering mengabaikan rasa lapar atau hanya mengonsumsi camilan kecil, sehingga saya sering merasa lelah dan sulit pulih keesokan harinya.
Data Pendukung Penelitian
Pemulihan Energi dan Performa Kerja
Sebuah penelitian di Nutrients Journal (2018) menunjukkan bahwa makan malam yang mengandung karbohidrat kompleks dan protein meningkatkan performa kerja pada individu yang beraktivitas di malam hari. Nutrisi ini membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah kelelahan.
Kesimpulannya, makan di malam hari dapat memberikan manfaat jika dilakukan dengan bijak, seperti membantu pemulihan energi dan meningkatkan kualitas tidur. Namun, kebiasaan ini juga berisiko jika tidak terkendali, seperti meningkatkan berat badan, menyebabkan gangguan pencernaan, dan mengganggu metabolisme tubuh. Untuk menjaga kesehatan, pilihlah makanan ringan dan sehat, hindari makan berlebihan, dan beri jeda waktu antara makan dan tidur. Dengan pengaturan yang tepat, makan di malam hari tidak harus berdampak negatif pada tubuh.
Dampak negatif makan di malam hari adalah Kenaikan Berat Badan: Kebiasaan makan makanan tinggi kalori pada malam hari, tanpa aktivitas fisik yang cukup, menyebabkan kalori berlebih disimpan sebagai lemak.
Gangguan Pencernaan: Makan larut malam dapat memicu refluks asam lambung dan rasa tidak nyaman. Gangguan Metabolisme: Konsumsi makanan tinggi gula atau lemak pada malam hari dapat mengganggu kontrol gula darah dan meningkatkan risiko penyakit metabolik.
Hal ini dapat saya rasakan yaitu Ketika saya adalah seorang mahasiswa yang sering begadang untuk menyelesaikan tugas. Selama begadang, saya terbiasa makan makanan cepat saji seperti mi instan, pizza, atau gorengan untuk mengatasi rasa lapar. Saya makan larut malam hampir setiap hari sekitar pukul 23.00--01.00.
Setelah 6 bulan, Rina mulai mengalami beberapa masalah:
Berat badan naik 7 kg.
Sering merasa lelah dan sulit fokus di pagi hari.
Mengalami refluks asam lambung (heartburn) dan gangguan pencernaan.
Data Pendukung Penelitian
Kenaikan Berat Badan dan Obesitas
Penelitian dari Obesity Journal (2013) menunjukkan bahwa makan larut malam berhubungan dengan peningkatan berat badan. Hal ini disebabkan oleh gangguan ritme sirkadian, yang membuat tubuh lebih cenderung menyimpan kalori sebagai lemak saat makan di malam hari. Gangguan Pencernaan
Sebuah studi di American Journal of Gastroenterology (2015) menemukan bahwa makan malam terlalu dekat dengan waktu tidur meningkatkan risiko refluks asam lambung (GERD). Makanan berlemak atau pedas yang dikonsumsi larut malam memperburuk kondisi ini. Risiko Penyakit Metabolik
Penelitian dari Diabetes Journal (2018) mencatat bahwa makan malam berkalori tinggi dapat meningkatkan risiko resistensi insulin, yang merupakan faktor utama dalam perkembangan diabetes tipe 2.
Kesimpulan Dampak Negatif
Kenaikan Berat Badan: Kebiasaan makan makanan tinggi kalori pada malam hari, tanpa aktivitas fisik yang cukup, menyebabkan kalori berlebih disimpan sebagai lemak.
Gangguan Pencernaan: Makan larut malam dapat memicu refluks asam lambung dan rasa tidak nyaman.
Gangguan Metabolisme: Konsumsi makanan tinggi gula atau lemak pada malam hari dapat mengganggu kontrol gula darah dan meningkatkan risiko penyakit metabolik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H