30%
70%
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari 50 siswa yang diteliti, sebagian besar siswa menyatakan gaya mengajar guru adalah kurang baik, yaitu sebanyak 35 siswa (70%), sedangkan siswa yang menyatakan gaya mengajar guru baik hanya sebanyak 15 siswa (30%). Selain itu, motivasi belajar siswa sebagian besar dinyatakan rendah, yaitu sebanyak 35 siswa (70%), dan hanya 15 siswa (30%) yang memiliki motivasi tinggi.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, ditemukan hubungan yang signifikan antara cara mengajar guru dengan motivasi belajar siswa di SD Sukarasa. Siswa yang mendapatkan pengajaran dari guru dengan cara mengajar yang baik cenderung memiliki motivasi belajar yang tinggi. Sebaliknya, siswa yang mendapatkan pengajaran dari guru dengan cara mengajar yang kurang cenderung memiliki motivasi belajar yang rendah.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori yang menjelaskan: "Guru berperan penting dalam memotivasi siswa agar merasa puas dengan pelajaran yang diajarkannya, sehingga guru harus mengubah gaya mengajarnya agar pembelajaran dapat berubah. pembelajaran yang menyenangkan mengubah suatu mata pelajaran yang sering dicap sebagai aktivitas yang mempesona menjadi aktivitas pembelajaran menarik yang disukai siswa."
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data tentang hubungan gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa di SD Sukarasa, dapat dilihat bahwa dari 50 siswa yang diteliti, mayoritas siswa (70%) menyatakan bahwa gaya mengajar guru di SD tersebut kurang baik. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan untuk meningkatkan kualitas cara mengajar guru di SD tersebut. Selain itu, mayoritas siswa (70%) juga menyatakan bahwa motivasi belajar mereka rendah. Hal ini menunjukkan adanya tantangan dalam memotivasi siswa untuk belajar dengan lebih baik.
Dilihat dari gaya mengajar sebagian besar guru, gaya mengajarnya masih kurang baik. Hal ini terlihat dalam proses pengajaran dimana guru tidak selalu memberikan penekanan khusus pada materi yang dianggap penting. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa untuk memfokuskan siswa pada aspek penting atau kritis, guru dapat menggunakan penekanan verbal atau nonverbal. Guru perlu memberikan penekanan untuk memusatkan perhatian anak. Teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut: mengharuskan anak untuk fokus, mengatur tekanan suara jika diperlukan perhatian, dan mendemonstrasikan pengetahuan/konsep penting dengan menekankan konsep-konsep penting dan mengulangi ekspresi.
Dalam proses mengajar, guru didorong untuk bergerak, bukan diam pada satu posisi, melainkan berpindah-pindah. Perubahan posisi ini berguna bagi guru agar tidak bosan dan perhatian siswa tidak monoton. Yang penting dalam berganti posisi adalah mempunyai tujuan, bukan sekedar ritme atau berlebihan.
Selain itu, sebagai guru yang profesional, saya berharap beliau dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, guru dianjurkan untuk menggunakan metode pengajaran yang bervariasi, tidak hanya terbatas pada metode pengajaran klasikal saja, tetapi juga metode pengajaran lainnya, salah satunya adalah metode pengajaran teknologi. Gaya pengajaran teknologi ini menyarankan agar guru harus mengandalkan berbagai sumber media yang tersedia, yang mungkin berupa media melihat, media mendengarkan, dan media taktis.