Mohon tunggu...
Krisnawan Wisnu Adi
Krisnawan Wisnu Adi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pendekatan untuk Dunia yang Berkelanjutan

4 Juni 2016   21:02 Diperbarui: 4 Juni 2016   21:11 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDIDIKAN LINGKUNGAN, KOMUNIKASI, DAN PARTISIPASI YANG TERPADU

Sosiolog lingkungan Belanda Gert Spaargaren, sebagai pelopor model terpadu, berangkat dari teori strukturasi Gidden yang menghubungkan antara aktor dengan struktur. Ia meletakkan proses sosial di pusat dimana agen termediasi oleh gaya hidup. Interaksi antara aktor dan struktur memunculkan praktek sosial. Van Koppen memasukkan aspek keberlanjutan di dalam masyarakat konsumtif sebagai kasus praktek sosial dalam pendekatan ini. Pada saat yang sama, model ini juga memperhitungkan pengaruh struktur sosial (teknologi) terhadap perilaku. 

Pemerintah Belanda melihat pentingnya memperhitungkan gaya hidup, dari pada hanya fokus pada cara mengubah sikap dan perilaku. Dari perspektif pemerintahan model praktek sosial menekankan pada partisipasi masyarakat yang aktif di dalam pemerintahan.

METODE STUDI KASUS

Dalam riset ini, metodologi yang digunakan adalah studi kasus melalui deskripsi dan analisis kontekstual. Alasannya adalah dengan metodologi ini mereka mampu memperhitungkan berbagai faktor yang membentuk entitas subjek penelitian.

Ada empat kasus yang diteliti yang masing-masing mewakili ketiga pendekatan yang telah dijelaskan di atas. Kasus yang pertama adalah “The Adopt a Chicken Campaign” (pendekatan instrumental). Di dalam kampanye ini pemerintah Belanda mencoba membangun kesadaran publik untuk mendukung peternakan unggas organik, dengan memungkinkan masyarakat mengadopsi seekor ayam. Dengan begitu mereka akan mendapat akses untuk menukarkan telur di toko organik untuk mendapatkan token. Selain itu mereka juga mendapat akses informasi dari website dan kesempatan untuk mengunjungi kebun organik bersama keluarga.

Kasus kedua adalah “Creating Sustainable Urban Districts”(pendekatan emansipatoris). Proyek ini fokus pada peningkatan kualitas hidup yang berkelanjutan di daerah urban. Dengan adanya konsultasi bersama stakeholder yang lain, tujuan dari proyek ini adalah untuk mengusahakan partisipasi warga dalam proyek berkelanjutan. Di kota Rotterdam dan The Hague dilakukan proyek semacam ini. Dengan basis term leefbaarheid atau “live-ability” sebagai motto, beberapa aktivitas seperti pengembangan, implementasi, dan follow up diusahakan secara bersama.

Faktor yang melatarbelakangi suksesnya proyek ini adalah keterkaitan antara kampanye dengan persepsi, gaya hidup, dan kepentingan warga yang terstimulasi untuk mengambil tindakan dan berbagi tanggung jawab untuk kampanye. Aspek penting lain adalah penerimaan keterlibatan warga: kepercayaan, transparansi, dan janji jangka pendek dengan hasil kongkret. Hal yang terpenting sebenarnya adalah jaringan antara warga dengan pihak lain baik sebelum dan dalam proses proyek berlangsung.

Kasus ketiga adalah “Den Haneker” (pendekatan terpadu). Den Haneker merupakan asosiasi lingkungan agrikultur yang bertujuan untuk konservasi dan mengatur elemen alami dari area perkebunan. Asosiasi ini menggunakan EE untuk mendukung programnya, seperti kursus, website, brosur, video, majalah, booklet, dan yang lain. Mereka lebih fokus untuk memberi pengaruh pada keputusan perencanaan pendapatan penggunaan lahan. Beberapa kontribusi yang dihasilkan adalah menciptakan:

  • Sikap proaktif dari pada defensif.
  • Himbauan yang luas, yang tergambarkan dalam representasi warga sipil, petani, dan komunitas bisnis.
  • Dukungan untuk semua anggota.
  • Anggota yang berwawasan dan bermotivasi tinggi untuk memastikan bahwa pengetahuan up-to-date akan selalu tersedia.

Kasus keempat adalah “The Story of the Heuvelrug Region” (pendekatan terpadu). Tujuan dari proyek ini adalah untuk menciptakan eko-koridor antara beberapa area alami di daerah Utrechtse Heuvelrug (perbukitan di profinsi Utrecht di pusat Belanda), dengan membangun jembatan penyeberangan yang ramah lingkungan (eco-ducts). Proses ini dapat diterima dengan menciptakan kesadaran, kolaborasi, dan dukungan dari semua stakeholder. Proyek ini menggunakan kursus, perjalanan lapangan, materi edukatif, booklet, dan simposium.

Beberapa kontribusi program ini adalah menghasilkan:

  • Kolaborasi konstruktif antara kedelapan organisasi yang terlibat
  • Kualitas tinggi dari informasi yang ada
  • Usaha-usaha manajemen proyek untuk mendekati kelompok sasaran secara personal
  • Perhatian terhadap media

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun