Era kontemporer merupakan kelanjutan dari era modern yaitu era perkembangan ilmu pengetahuan merujuk pada perkembangan sains di Eropa yang ditandai dengan keruntuhan otoritarianisme gereja abad pertengahan dan masuknya zaman baru yang dikenal dengan Renaissance. Era baru ini diikuti dengan revolusi industri di bidang ekonomi dan revolusi Perancis di bidang politik.
Karena itu istilah modernisme mencerminkan perkembangan yang terjadi di Eropa sebagai titik balik dari abad kegelapan Eropa, namun kemudian gerakan modernisasi dan paham modernisme juga menyebar ke dunia Islam. Penyebaran paham modernisme ke dunia Islam terjadi karena seiring dengan kemajuan pesat di Eropa, dunia Islam justru mengalami kemunduran secara berangsur-angsur.
Ketika dunia Barat diselimuti kegelapan yang dikenal dengan the dark ege, dunia Islam masih cemerlang, namun justru ketika Barat mentas dari abad kegelapan, dunia Islam mengalami hal sebaliknya. Wilayah-wilayah dunia Islam direbut oleh orang-orang Eropa sebagai wilayah jajahannya.
Kondisi keterpurukan di dunia Islam yang muncul di saat dunia Barat mengalami perkembangan teknologi dan sains yang pesat telah melahirkan krisis kepercayaan diri sebagian umat Islam. Puncak dari krisis kepercayaan diri adalah terjadi krisis idola yang menjadikan sebagian dari umat Islam tidak tahu siapa yang harus diidolakan.
Dampaknya mereka telah secara latah menjadikan Barat sebagai idolanya yang ditampilkan dalam perilaku meniru apa saja yang datang dari Barat. Dapat disaksikan di mana-mana budaya dan tradisi Barat telah dijiplak mulai dari trend makanan, trend berpakaian, trend mengelola pesta, trend berperilaku dan masih banyak lagi.
Upaya sejumlah elemen umat ini untuk mengejar ketertinggalan dari dunia Barat telah melahirkan sema-ngat yang disebut dengan semangat kebangkitan umat Islam. Namun dalam banyak hal telah terjadi kesalahan di sebagian umat Islam dalam mengidentifikasi sebab-sebab ketertinggalan itu. Profesor Sayyid Mohammad Naquib al-Attas memberikan kritiknya dalam hal ini:
Di sebagaian negara-negara Islam sekarang ini, banyak umat Islam yang beranggapan bahwa permasalahan-permasalahan mereka hadapi bersumber dari ketertinggalan dalam bidang ekonomi, sains, dan teknologi. Walaupun secara sekilas anggapan seperti itu benar, permasalahan inti yang menjadi penyebab semua permasalahan lainnya adalah permasalahan ilmu.
Sehubungan dengan ini al-Attas memberikan kritikan kepada kebanyakan ilmuwan muslim ini, oleh karena sedemikian mengidolakan Barat mereka telah berusaha mengatasi ketertinggalan dunia Islam melalui cara yang salah dengan mem-Barat-kan Islam melalui sistem pendidikan bahkan ada yang ingin menghapus Islam sama sekali seperti yang dilakukan oleh Kemal Ataturk di Turki .
Semangat meniru Barat itu serasa semakin aneh, sampai-sampai banyak juga ilmuwan muslim yang secara latah ikut-ikutan menggugat eksistensi al-Qur'an dan al-Hadits karena begitu bersemangat mengadopsi metode studi yang dikembangkan di Barat yang dikenal metode studi kritik kesejarahan (Historical Criticism). Bagi mereka pikiran baru itu terasa nyentrik dan menarik.
Contoh, sebuah paparan yang konon juga produk penelitian, baru-baru ini sempat digelar dalam sebuah seminar akademik di UIN Sumatra Utara yang diberi judul: "Jejak Pelacur Arab dalam Seni Bacaan al-Qur'an". Dari judul seminarnya saja bermuatan pelecehan terhadap al-Qur'an. Bagaimana bisa di kampus ini ada yang tega menampilkan judul sedemikian seronok tanpa mengesankan ada beban psikologi sama sekali.
Jika si peneliti mau sedikit sopan dan telaten memahami al-hadits dan asbab al-nuzul, serta menelaah buku-buku yang ditulis para ulama dalam soal adab terhadap al-Qur'an, rasanya tidaklah sampai hati membuat judul seminar seperti ini. Dari hadits Nabi akan diketahui bahwa munculnya cara-cara pembacaan al-Qur'an yang indah adalah manifestasi dari pesan Rasulullah Saw yang disampaikan dalam banyak riwayat, sebagaimana antara lain dalam sabdanya:
"Baguskanlah suara bacaan al-Qur'an kalian." (HR. Abu Daud dan An Nasa'i)
Kemudian Rasulullah juga bersabda:
"Barangsiapa yang tidak memperindah suaranya ketika membaca Al Qur'an, maka ia bukan dari golongan kami." (HR. Abu Daud dan Ahmad)
Lalu dari mana peneliti ini berkesimpulan bahwa tradisi pembacaan al-Qur'an dengan indah adalah sumbangan para biduan wanita penghibur. Kesimpulan ini sebenarnya terbantahkan oleh al-Qur'an sendiri. Dalam QS. Luqman ayat 6 Allah Swt berfirman.
Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.
Penjajahan Barat memang telah melahirkan manusia hipokrit yang kehilangan kepercayaan diri. Inilah sesungguhnya yang menjadi sebab umat Islam meninggalkan kebaikan-kebaikan yang dimiliki seraya melirik apa yang dimiliki orang lain yang justru menyebabkan mereka kehilangan jati diri. Menumbuhkan semangan kepercayaan diri umat Islam untuk terus belajar memahami Islam dengan benar merupakan titik awal untuk mengembalikan kejayaan Islam dan umat Islam.
FAKTOR INTERNAL
- Runtuhnya khilafah, keruntuhan daulah islamiyah melalui pembubaran khalifah oleh mustapa kamal tangal 2 maret 1924. Kemudian diikuti oleh pemisahan agama& negara &model-model sekuler lainnya telah merusakkan & mencabik -- cabik  umat islam setelah itu seolah-olahislam benar-benar- benar telah hancur dan tidak akan pernah seperti itu lagi.
- Perpecahan umat islam dan kurang ukhuwah
Dijadikannya negara muslim menjadi banyak dan kecil-kecil menjadikan umat islam selalu dalam keadaan berpecah belah. Sehingga negara muslim lebih banyak disibukan dengan perebutan batas negara dan munculnya paham sukualisme dan nasionalisme sempit.
- Fanatisme Mazhab
Bahkan hingga sekarangpun umat islam masih sering terjebak dengan pembahasan permasalah mazhab yang notabene adalah permaalahan Furu' ( cabang ).
- Muralisme Gerakan
Sebenarnya banyaknya gerakan islam bissa menjadi suatu energi dakwah jika saja semua elemen itu memiliki visi bersama dan melakukan gerakan dengan landasan kebersamaan, profosionalisme dan spesifikasi gerakan.
- Tingkat Intelektualitas
Keterpurukan ekonomi biasanya memang dibersamai dengan kurangnya intelektual disana.
- Salah persepsi terhadap ajaran islam
Dampak lain dari keberhasilan sekulerisasi dan keminderan dengan identitas islam adalah merosotnya pemahaman muslim terhadap konsep islam sendiri.
FAKTOR EKSTERNAL
- Gazwul Fikri
Yang dimaksud dengan invasi pemikiran (Ghazwul Fikri) adalah usaha suatu bangsa untuk menguasai pemikiran bangsa lain (kaum yang diinvasi), lalu menjadikan mereka (kaum yang diinvasai) sebagai pengikut setia terhadap setiap pemikiran, idealisme, way of life, metode pendidikan, kebudayaan, bahasa, etika, serta norma-norma kehidupan yang ditawarkan kaum penginvasi. Yang terkait dengan ghazwul fikri ini antara lain adalah Zionisme, Orientalis dan kristenisasi.
- Sekulerisme
Pemisahan dengan sangat dikotomis antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu non-agama memang merupakan bagian dari upaya untuk menghilangkan peran agama dalam masyarakat dan memunculkan keraguan akan kebenaran agama. Sekulerisme menjadi sesuatu yang dianggap baik oleh Barat karena secara historis ia terlahir dari perlawanan atas kejumudan pemikiran gereja diabad pertengahan
- Kapitalisme, materialisme, metode ilmiah-positifisme dan modernisasi
Hal-hal diatas muncul dan menjadi masalah besar bagi umat Islam sebagai salah satu produk ghazwul fikri. Berawal dari temuan metode ilmiah dan pengembangan iptek yang bersumberkan pada paradigma material kemudian berlanjut dengan kapitalisme, yang merasuki sistem pembangunan dan ekonomi umat Islam. Hal ini tidak menyebabkan kecuali semakin terpuruknya umat Islam secara ekonomi dan politik.
Maka yang terjadi sekarang adalah imperialisme epistemologi oleh Barat kepada umat Islam. Bahkan kemudian mereka memasukkan unsur-unsur merusak seperti WTS, tempat-tempat hiburan, film, diskotek, sinetron, telenovela. Yang kemudian ditiru justru oleh umat Islam sendiri. Manusia yang sering menggambarkan dirinya sebagai orang-orang modern yang kini mendominasi peradaban dunia, adalah jenis manusia yang mengabdikan diri dan hidupnya untuk materi atau materialime, sebuah bentuk paganisme yang juga telah ada sejak dahulu.
4. Ancaman berupa sanksi ekonomi, perdagangan maupun politik (hubungan luar negari)
Hal ini lebih mengerikan lagi. Sudah mengarah kepada menimbulkan rasa ketakutan yang berlebihan kepada pihak Barat, khususnya Amerika dengan PBB-nya. Sehingga banyak menghalangi tindakan ataupun sikap umat Islam menanggapi sebuah permasalahan maupun isu. Karena apabila macam-macam saja dengan Amerika dan cs-nya, alamat negara tidak akan tentram dalam waktu yang lama. Secara psikologis bangsa-bangsa Muslim memang masih terjajah.
Agama islam merupakan agama penyempurna yang mana dalam ajaran Islam dapat membuat kehidupan manusia agar lebih baik dan terarah sehingga terhindar dari hal-hal yang negatif dan merugikan diri sendiri.
Salah satunya dalam menangani sebuah masalah. Terdapat banyak sekali permasalahn yang harus diselesaikan dengan seadil-adilya. Umat muslim dalam menagani masalah tetap menggunakan 2 landasan yaitu Al-Quran dan Hadist. Hal ini memang banyak pula bermunculan paham-paham yang memiliki pandangan berbeda satu sama lain hal ini dapat berupa dari perubahan cara kehidupan semasa Nabi Muhammad saw. dulu dan keadaan dalam kehidupan sekarang namun hal ini dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin agar tidak terjadi kembali apa yang sudah diajarkan oleh Rasulullah saw. menjadi hal yang benar menjadi salah, maka jika ini terus terjadi maka akan terjadi penyimpangan yang seharusnya tidak dilakukan.
Problematika bukanlah yang dapat memporak-porakndakan agama islam karena Allah swt. akan selalu melindungi umatnya dan akan tetap berjaya sampai akhir zaman, maka dari itu janganlah kita hilang dari pertolongan Allah swt. dari setiap kesussahan yang kita punya terutama masalah akidah umat Islam.
Goyahnya umat islam terlihat dari prilaku kehidupan umat islam, yang mana sudahkah umat muslim  maenjadikan nilai-nilai ajaran islam sebagai pedoman berperilaku dalam kehidupan ini, terlebih lagi bagaiaman umat muslim dalam menyeimbangkan kehidupan dahulu dan kehidupan modern pada saat ini tanpa menghilangkan nilai agama Islam itu sendiri.
Namun pada saat ini malah terjadi hal yang sebaliknya umat islam lakukan yakni akibat terlalu cintanya terhadap dunia sehingga melupakan dan terlena terhadap tipu daya setan pada zaman saat ini, sesunguhnya hal ini sudah diprediksi oleh Rasulullah saw. bahwa di zaman yang akan datang manusia akan ada dalam keadaan yang merosot jauh dari nilai-nilai Al quran dan Hadits sebagai tanda semakin dekatnya hari kiamat.
Marilah kita telaah bersama pendapat-pendapat di atas dengan dua panduan kita yaitu Al Qur'an dan Sunnah.
Problema: Konspirasi Orang Kafir
Terkait dengan pendapat pertama, kita jumpai firman Allah,
"Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu" (QS Ali Imran: 120).
Ayat di atas dengan tegas menunjukkan bahwa jika kita benar-benar bertakwa kepada Allah maka konspirasi musuh bukanlah ancaman yang berarti.
Allah Ta'ala juga berfirman,
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Asy Syuraa: 30)
Oleh sebab itu, obat yang mujarab adalah membersihkan diri kita dan seluruh umat dari dosa. Sedangkan dosa yang paling berbahaya adalah syirik dan bid'ah.
Allah Ta'ala menjelaskan bahwa dosa syirik adalah dosa yang tidak akan diampuni jika pelakunya masih belum bertaubat ketika kematian menjemputnya. Inilah yang menunjukkan bahaya kesyirikan. Allah Ta'ala berfirman,
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa di bawah kesyirikan, bagi siapa yang dikehendaki-Nya." (QS. An Nisa': 48)
Begitu juga bid'ah (melakukan amalan yang tidak ada landasannya dari Nabi) adalah dosa yang berbahaya karena karena bid'ah, amalan seorang muslim akan menjadi sia-sia belaka. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Contoh kecil pembentukan pribadi yang sangat peduli tentang eksistensi Al Quran dan Hadits dalam kehidupannya dari hal yang terkecil dan tingkatnya perseorangan, yakni ketika muncul suatu masalah berkaitan dengan nilai islam maka satu hal yang harus di lakukan sebagai langkah awal adalah dudukan masalah tersebut lalu kita pelajari masalah dan berusaha untuk temukan jalan keluar, setelah itu kita hiasi jalannya kebaikan dengan warna keislaman dan lekatkan banyak petunjuk-petunjuk Al quran dan Hadits dan terbentuklah kita pada pribadi yang mampu menyikapi berbagai masalah terlebih masalah kemoderenan yang seharusnya berjalan searah dengan ajaran islam itu sendiri.
Inilah bentuk permasalahan kecil yang kita jadikan pembelajaran awal untuk memulai menegakkan diri diatas Al quran dan Hadits sebagai pedoman hidup manusia dan itulah yang menjadi kekuatan awal melawan orientalisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H