Dengan penerapan pendidikan karakter yang baik maka peserta didik memiliki batasan-batasan terkait apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan.
Bagaimana membentuk karakter peserta didik?
Membentuk peserta didik yang berkarakter bukanlah hal yang mudah dan cepat untuk dilakukan. Diperlukan adanya konsistensi dan aksi nyata dari pendidik untuk memberikan contoh langsung terkait pendidikan karakter kepada peserta didik sehingga tidak hanya sebuah teori saja.Â
Pendidik harus berperilaku baik dan berhati-hati dalam setiap berbuat sesuatu karena setiap perbuatan tersebut akan menjadi perhatian dan teladan bagi peserta didik.Â
Selain itu, pendidikan karakter yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah memberikan motivasi dan apresiasi pada setiap kemajuan yang telah dihasilkan peserta didik.Â
Pembentukan karakter kepada peserta didik dengan cara ini akan membuat peserta didik lebih percaya diri dan merasa dihargai, sehingga dapat menjadi inspirasi bagi peserta didik lain untuk berusaha lebih baik dalam proses belajar.Â
Mengajarkan sopan santun kepada peserta didik juga menjadi hal penting untuk diterapkan, pendidik harus mampu menegur peserta didik yang bertindak kurang sopan agar peserta didik mengetahui bahwa tindakan yang dilakukan tidak tepat.Â
Dalam memberikan teguran diperlukan kehati-hatian dengan cara teguran yang lemah lembut sehingga tidak membuat peserta didik marah atas teguran tersebut.Â
Oleh karena itu, untuk membentuk kebiasaan dan moral peserta didik juga diperlukan sejumlah waktu yang cukup sehingga dapat menghasilkan karakter yang unggul.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) juga mendorong adanya sinergi dari tri pusat pendidikan agar dapat membentuk karakter yang unggul dari peserta didik. Tri pusat pendidikan tersebut meliputi sekolah, keluarga (orang tua), dan komunitas (masyarakat). Apabila ketiga elemen tersebut dapat bersinergi maka akan menghasilkan peserta didik yang luar biasa dan berkarakter.
Nilai utama dari pendidikan karakter:
- Nilai karakter religius, menggambarkan ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Nilai karakter nasionalis, ditunjukkan dengan memberikan apresiasi terhadap budaya bangsa sendiri, cinta tanah air, menghormati perbedaan budaya, dan taat hukum.
- Nilai karakter intregitas, nilai yang mendasari upaya untuk menjadikan pribadi yang dapat dipercaya melalui perkataan dan tindakan serta memiliki nilai-nilai kemanusiaan dan moral.
- Nilai karakter mandiri, yaitu perilaku yang tidak bergantung pada orang lain dan memanfaatkan kemandirian dalam merealisasikan harapan dan cita-cita.
- Nilai karakter gotong royong, menggambarkan sikap dalam menghargai kerja sama dalam menyelesaikan sebuah masalah, memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan, dan menjalin komunikasi antar sesama.