Arga memang dulu dikenal dengan kenakalannya, tapi semenjak kehadiran Zevanya, Arga termotivasi untuk jadi pribadi yang lebih baik. Arga mulai memperbaiki kebiasaan buruknya. Arga yang semula sering menitip absen kini lebih rajin memasuki perkuliahan. Arga juga turut aktif mengikuti beberapa organisasi di kampusnya. Selain itu, disela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa Arga pun bekerja part time untuk menambah uang sakunya.
Setelah Arga merasa pantas untuk bersanding dengan seseorang, ia baru memberanikan diri untuk menyatakan perasaanya kepada gadis yang sudah lama ia sukai.
"Anya, kok diem?" "Arga ga minta Anya buat jawab pertanyaannya secepatnya kok, santai aja." Arga mecoba mencairkan suasana.
"Arga aku hargain effort kamu, tapi untuk saat ini enggak kepikiran buat pacaran." Jelas Zevanya.
Mendengar jawaban Zevanya, Arga sedikit kecewa. Hal itu terlihat dari raut wajahnya.
 "Tapi mungkin klo aku udah lulus kuliah dan aku punya perkerjaaan, baru mau menjalin komitmen" Sambung Zevanya.
Wajah Arga terlihat berbinar kembali, karena ia masih memiliki secercah harapan.
"Gue bakal tunggu sampai lo siap, Anya."
Arga         : "Anya, sayangku kita ke caffe ini yuk. Unik banget ada kucingnya"
Zevanya     : "Sayang pala lo peyang, pacaran aja kagak udah sayang-sayangan"
Arga         : "Yaudah ayo pacaran sekarang"