Tenang Ku
Gedebak gededuk suara pagi itu
Tandanya sudah saatnya pergi
Entah apa yang ada dikepala ini
Semua bercampur jadi satu
Jam pun berdetak cepat
Menandakan waktumu telah habis
Tapi aku tetap santai menjalaninya
Walau aku tau semua itu bisa membunuhku
Ku beranikan diri untuk tetap berdiri
Menghadapi semua yang akan terjadi
Walau cuma senyuman kecil yang tersisa
Tapii...
Mungkin aku lupa sesuatu
Bahwa aku ini hanya seorang hamba
Kemudian tersirat dalam hatiku
Bahwa aku telah melupakannya
Ah...begitu bodohnya aku
Hingga aku lupa pada kewajibanku
Maafkan aku yang selama ini terlena
Hingga malam pun tiba
Disudut kursi tampak alas kecil
Aku mulai duduk dan meresapi semua
Tak terasa air mata pun mengalir
Dan akhirnya aku mengerti
Bahwa rasa tenangku selama iniÂ
Karena Dia...
Dia yang menciptakan alam semesta
Tak ada lagi keragukan untuk melangkah
noerwidie
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H