Mohon tunggu...
Noer Ima Kaltsum
Noer Ima Kaltsum Mohon Tunggu... Guru - Guru Privat

Ibu dari dua anak dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Kartu Kredit dan Kartu ATM

24 Maret 2016   12:01 Diperbarui: 24 Maret 2016   12:18 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tidak bermaksud sombong, sungguh lo tidak bermaksud sombong. Hanya ingin mengubah pola pikir. Jangan bangga menggunakan kartu kredit. Itu saja, tak ada maksud lain. Perkara orang tetap ngeyel memanfaatkan kartu kredit, ya mangga mawon. Itu hak mereka.

“Saya tidak bangga membawa kartu kredit, Pak. Saya lebih bangga dan percaya diri  membawa kartu ATM, meskipun saldonya tidak begitu banyak. Mengapa demikian? Menggunakan kartu kredit jelas nanti hutangnya tidak terkontrol, gesek sana gesek sini. Kalau menggunakan kartu ATM jelas kita mau mengontrol pengeluaran. Wong di kartu ATM jelas uang kita. Apa ya mau menabung susah payah, Cuma mau dihambur-hamburkan? Pasti kita akan selektif menggunakan/menggesek kartu ATM.”

Sebenarnya dulu saya juga tidak mau membuat kartu ATM, tapi salah satu bank di mana saya menjadi nasabahnya mewajibkan memiliki kartu ATM. Ya, dengan kepepet saya membuat kartu ATM. Alhamdulillah, saya bisa mengontrol diri untuk tidak menggunakan kartu ATM.

Fasilitas kartu ATM ini ternyata memberi manfaat/keuntungan, terutama kalau kita mau mengambil uang. Bila mengambil uang langsung ke teller, kita malah dikenakan biaya administrasi, sedangkan kalau di mesin ATM tidak. Tapi kalau mengambil jumlah minimal yang sudah ditentukan, mengambil langsung ke teller tidak dikenakan biaya administrasi. Bila mengambil uang di mesin ATM, antriannya tidak panjang. Sedangkan di teller, antriannya mengular alias panjang.  

Sewaktu-waktu kita membutuhkan uang, kita bisa mengambil melalui mesin ATM (pengalaman saya). Karena saya tidak pas tengah malam harus mengambil uang, jadi menurut saya, saya belum pernah mengalami kesulitan. Pernah pada suatu saat saudara saya membutuhkan uang dan saya harus transfer. Kebetulan bank yang dipilih saudara saya tidak sama dengan saya. Saya berusaha untuk mentransfer uang lewat teller. Sudah ngantrinya panjang, saya juga harus menggesek ATM (saat itu saya tidak membawa kartu ATM). Mbak Cantik Teller tadi menyarankan untuk mengirim via ATM. Badalah, saya belum pernah je. Apa mungkin nanti bisa? Ternyata ada mas Satpam yang siap membantu.

Sore harinya dengan pede saya mendatangi mesin ATM dan mau mentransfer. Mas Satpam yang ganteng dan baik hati itu menolong saya. Dengan instruksi yang sederhana, tapi Mas Satpam agak menjauh, nut nut nut nut. Tidak pakai sulit, tidak sampai 5 menit selesai. Dan saya mendapatkan kertas print kecil berisi transaksi. Oalah, gampang ta. Oke, saya jadi bersyukur bisa menggunakan kartu ATM saya dengan bijak. Saya tidak asal gesek. Saya menyediakan beberapa uang pecahan di dompet, agar saya tidak sebentar—sebentar gesek kartu ATM.

Oleh sebab itu, siap-siap tinggalkan atau gunting kartu kredit kalau kartu yang Anda anggap sakti menjadi masalah di kemudian hari. Dan gunakan kartu ATM Anda dengan bijak.

Karanganyar, 24 Maret 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun