Unfriend dan Unfollow Untuk Kamu Karena Bergabung Di Group Homo
Seorang kawan shock harus berhadapan dengan suatu kenyataan yang sulit untuk diterima. Sebut saja Naning. Naning memiliki seorang anak asuh dari sekolah tempat dia mengajar. Akan tetapi sayang, anak asuhnya tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Pada suatu hari, anak asuhnya harus mengundurkan diri dari sekolah karena suatu masalah. Menurut beberapa sumber, anak asuhnya melakukan penipuan pada beberapa temannya. Â
Dan anak asuh tidak mau mengaku tentang hal-hal yang dilakukan alias ngotot membela diri. Naning tidak percaya begitu saja, karena Naning sudah tahu yang sebenarnya. Naning sudah tahu sejak awal kalau anak asuhnya sering berbohong.
Dengan keluar dari sekolah tempat Naning mengajar, maka Naning bisa leluasa mencari anak asuh yang lain yang lebih amanah. Akan tetapi Naning tetap memberikan perhatian pada anak asuhnya tersebut.
Singkat cerita anak asuhnya merantau ke Jakarta untuk bekerja. Katanya bekerja sambil sekolah. Naning hanya memantau dari jauh, melalui facebook, twitter dan komunikasi lewat hape. Naning juga berkomunikasi dengan keluarga anak asuhnya.
Suatu saat anak asuh mengatakan sakit dan tidak ada biaya untuk berobat. Naning mengirimkan uang kepada anak asuhnya untuk berobat. Beberapa waktu kemudian anak asuhnya meminta bantuan agar dikirimi uang untuk menjahitkan baju seragam. Lagi-lagi Naning mengirimkan sejumlah uang untuk keperluan sekolahnya.
00000
Beberapa bulan setelah merantau anak asuhnya bercerita sudah bisa membeli sepeda motor bekas. Naning turut senang dengan keberhasilan anak asuhnya. Tapi tiba-tiba anak asuhnya memberi kabar dia ingin melakukan proses balik nama sepeda motor yang baru dibeli. Anak asuhnya kembali minta dikirimi sejumlah uang untuk proses balik nama. Kali ini Naning sudah lelah.
Selama ini Naning sudah berusaha untuk membantu, akan tetapi semakin lama kok permintaannya aneh-aneh. Bahkan ketika Naning berkunjung ke rumah orang tua kandung anak asuhnya, orang tuanya menceritakan sesuatu yang bertolak belakang dengan cerita anak asuhnya padanya langsung. Ada sesuatu yang tidak beres dengan anak asuhnya. Sebenarnya sejak lama Naning tahu. Naning ingin anak asuhnya jujur itu saja. Naning ikhlas membantu asal anak asuhnya jujur.
Naning mengatakan bahwa uang yang selama ini dia kirimkan sudah dia ikhlaskan. Awalnya memang anak asuhnya hanya meminjam uang. Tapi Naning mengikhlaskan, anak asuhnya tak perlu mengembalian uang yang selama ini dikirimkan.
00000
Naning termasuk aktif membuka fb dan twitter. Tiba-tiba di berandanya terdapat status anak asuhnya yang dinilai tidak terpuji bahkan meretwit postingan dari komunitas (group homo). Selain itu terdapat foto sepasang lelaki tanpa busana (gila). Ternyata twitter anak asuhnya isinya juga lebih heboh/ngeri lagi.
Naning muak. Naning tidak mau memberi peringatan. Cukup baginya melakukan klik unfollow dan unfriend. Lalu nomer hape Naning diganti dengan nomer hape yang lain. Dengan demikian dia sudah tidak bisa dihubungi anak asuhnya lagi untuk hal-hal remeh yang merugikan dia. Naning memutuskan untuk menghentikan semua bentuk bantuan. Semua sia-sia dan tidak ada gunanya.
Sekali tempo Naning membuka fb dan mencari akun anak asuhnya. Naning tahu beberapa akun fb anak asuhnya dengan nama samaran. Ternyata benar, salah satu akun anak asuhnya berteman dengan komunitas penyuka sejenis (homo). Astaghfirulloh. Naning tidak bisa berbuat banyak. Padahal saat ini Naning bergabung pada komunitas yang menyelamatkan/membantu orang-orang yang berorientasi non-heteroseksual dan ingin kembali menjadi hetero.
00000
Beberapa kali Naning mendapat inbox dari anak asuhnya. Anak asuhnya merasa bersalah dan minta maaf atas segala kesalahannya. Naning tidak menjawab panjang lebar. Kalimatnya hanya singkat. Naning takut kalau berpanjang lebar malah nanti pembicaraan lewat tulisan sampai mana-mana. Selama ini apa yang sudah diikhlaskan bisa jadi diungkit-ungkit. Maka Naning tidak perlu menanggapi inbox anak asuhnya.
Sulit untuk dipercaya. Anak asuhnya ketika sekolah kelihatan alim. Sms yang dikirim selalu mengingatkan Naning untuk shalat, puasa, tadarus, shalat malam dan melakukan amalan yang lain. Tapi sekarang mengapa bisa seperti ini? Apakah kehidupan di luar kota yang keras yang merubah semua ini, yang mengajarinya untuk melakukan semua ini? Lalu apa untungnya dia bergabung di group/komunitas homo? Bagaimana seandainya keluarganya di kampong tahu?
Entahlah. Semoga Naning tidak lagi shock. Masih banyak orang yang memerlukan bantuan untuk bisa bersekolah. Semoga Naning bisa mendapatkan anak asuh yang jujur dan dapat dipercaya.
Karanganyar, 28 Juli 2015
Baca juga artikel di bawah yang diikutsertakan dalam Lomba Blogging BNI:
http://kahfinoer.blogspot.com/2015/07/kartu-atm-bni-menyelamatkanku-saat-mudik.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H