Mohon tunggu...
Noer Ima Kaltsum
Noer Ima Kaltsum Mohon Tunggu... Guru - Guru Privat

Ibu dari dua anak dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Unfriend dan Unfollow Untuk Kamu Karena Bergabung di Group/Komunitas Homo

28 Juli 2015   21:47 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:16 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Naning termasuk aktif membuka fb dan twitter. Tiba-tiba di berandanya terdapat status anak asuhnya yang dinilai tidak terpuji bahkan meretwit postingan dari komunitas (group homo). Selain itu terdapat foto sepasang lelaki tanpa busana (gila). Ternyata twitter anak asuhnya isinya juga lebih heboh/ngeri lagi.

Naning muak. Naning tidak mau memberi peringatan. Cukup baginya melakukan klik unfollow dan unfriend. Lalu nomer hape Naning diganti dengan nomer hape yang lain. Dengan demikian dia sudah tidak bisa dihubungi anak asuhnya lagi untuk hal-hal remeh yang merugikan dia. Naning memutuskan untuk menghentikan semua bentuk bantuan. Semua sia-sia dan tidak ada gunanya.

Sekali tempo Naning membuka fb dan mencari akun anak asuhnya. Naning tahu beberapa akun fb anak asuhnya dengan nama samaran. Ternyata benar, salah satu akun anak asuhnya berteman dengan komunitas penyuka sejenis (homo). Astaghfirulloh. Naning tidak bisa berbuat banyak. Padahal saat ini Naning bergabung pada komunitas yang menyelamatkan/membantu orang-orang yang berorientasi non-heteroseksual dan ingin kembali menjadi hetero.

00000

Beberapa kali Naning mendapat inbox dari anak asuhnya. Anak asuhnya merasa bersalah dan minta maaf atas segala kesalahannya. Naning tidak menjawab panjang lebar. Kalimatnya hanya singkat. Naning takut kalau berpanjang lebar malah nanti pembicaraan lewat tulisan sampai mana-mana. Selama ini apa yang sudah diikhlaskan bisa jadi diungkit-ungkit. Maka Naning tidak perlu menanggapi inbox anak asuhnya.

Sulit untuk dipercaya. Anak asuhnya ketika sekolah kelihatan alim. Sms yang dikirim selalu mengingatkan Naning untuk shalat, puasa, tadarus, shalat malam dan melakukan amalan yang lain. Tapi sekarang mengapa bisa seperti ini? Apakah kehidupan di luar kota yang keras yang merubah semua ini, yang mengajarinya untuk melakukan semua ini? Lalu apa untungnya dia bergabung di group/komunitas homo? Bagaimana seandainya keluarganya di kampong tahu?

Entahlah. Semoga Naning tidak lagi shock. Masih banyak orang yang memerlukan bantuan untuk bisa bersekolah. Semoga Naning bisa mendapatkan anak asuh yang jujur dan dapat dipercaya.

Karanganyar, 28 Juli 2015

Baca juga artikel di bawah yang diikutsertakan dalam Lomba Blogging BNI:

http://kahfinoer.blogspot.com/2015/07/kartu-atm-bni-menyelamatkanku-saat-mudik.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun