Mohon tunggu...
Hilman I.N
Hilman I.N Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri

Saya menyukai menonton film, teknologi, sejarah, dan filsafat. Film memberi saya perspektif baru, teknologi menarik karena perkembangannya, sejarah membantu memahami perjalanan manusia, dan filsafat mengasah pemikiran mendalam.

Selanjutnya

Tutup

Film

Analisis dan Kritik Adaptasi Film Wicked: Keindahan Visual, Penampilan, dan Tantangan Musik

18 Januari 2025   22:02 Diperbarui: 19 Januari 2025   12:18 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.impawards.com/2024/posters/wicked_ver2.jpg

Konten Tambahan dan Aspek Naratif

Selain itu, ada upaya untuk memperluas representasi karakter, seperti menambahkan elemen LGBTQ+ dalam hubungan Fiyero. Sayangnya, upaya ini tidak dieksekusi dengan halus. Elemen ini terasa dipaksakan, seolah lebih untuk memenuhi tuntutan sosial ketimbang memperkuat narasi.

Secara psikologis, film ini mencoba menggali lebih dalam rasa bersalah dan trauma masa kecil Elphaba, khususnya terkait kematian ibunya. Namun, pendekatan ini justru jatuh ke dalam jebakan klise yang sering ditemukan di banyak film Hollywood. Bukannya memperkaya cerita, elemen ini memperpanjang durasi tanpa memberikan dampak emosional yang signifikan.

Kesimpulan

Adaptasi film Wicked adalah sebuah eksperimen berani yang berusaha menghidupkan kembali keajaiban Broadway di layar lebar. Keindahan visualnya tidak dapat disangkal, dan performa Cynthia Erivo sebagai Elphaba adalah salah satu sorotan terbesar. Namun, film ini juga memiliki kekurangan besar, terutama dalam hal dinamika karakter, pacing musik, dan keputusan naratif.

Bagi penggemar berat musikal, film ini tetap layak ditonton, terutama untuk menikmati momen-momen visual dan musikal yang memukau. Namun, bagi mereka yang mengharapkan adaptasi yang benar-benar sepadan dengan kehebatan panggung Broadway, film ini mungkin meninggalkan rasa kurang puas. Dalam upaya menjembatani dunia panggung dan layar, Wicked versi film menghadapi dilema klasik: bagaimana menangkap jiwa sebuah karya tanpa kehilangan esensinya di tengah semua ambisi produksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun