Mohon tunggu...
Hilman I.N
Hilman I.N Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri

Saya menyukai menonton film, teknologi, sejarah, dan filsafat. Film memberi saya perspektif baru, teknologi menarik karena perkembangannya, sejarah membantu memahami perjalanan manusia, dan filsafat mengasah pemikiran mendalam.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nasib Dolar Amerika Jika BRICS Berhasil Mengurangi Dominasi: Perspektif Indonesia

17 Januari 2025   15:31 Diperbarui: 17 Januari 2025   13:34 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selama lebih dari setengah abad, dolar Amerika Serikat (USD) telah menguasai posisi puncak dalam sistem keuangan global, berfungsi sebagai mata uang cadangan utama dunia. Status ini tidak hanya memungkinkan Amerika Serikat mendominasi perdagangan internasional, tetapi juga memberinya kemampuan untuk mencetak uang tanpa batasan signifikan, menopang defisit anggaran yang besar tanpa segera menghadapi konsekuensi yang parah. Namun, munculnya blok ekonomi yang dikenal sebagai BRICS---terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan---dengan agenda ambisius untuk menantang dominasi dolar, memiliki potensi besar untuk mendefinisikan ulang arsitektur keuangan global. Bagaimana implikasi dari skenario ini bagi Indonesia, terutama dalam konteks keanggotaan Indonesia dalam BRICS sejak 2025? Bagaimana nasib dolar Amerika jika upaya BRICS sukses, dan apa dampaknya terhadap ekonomi domestik Indonesia?

BRICS: Kesempatan Strategis bagi Indonesia

Sebagai negara dengan populasi besar dan perekonomian yang berkembang pesat, keanggotaan Indonesia dalam BRICS membuka peluang strategis yang signifikan. Blok ini berkomitmen untuk mengurangi dominasi dolar melalui langkah-langkah seperti penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan bilateral, penciptaan mata uang bersama, dan penguatan institusi keuangan alternatif seperti New Development Bank (NDB). Dalam konteks ini, Indonesia memiliki posisi unik untuk memainkan peran penting, baik sebagai penghubung antara ASEAN dan BRICS maupun sebagai negara yang memperjuangkan keseimbangan dalam arsitektur keuangan global.

Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi pada dolar dalam perdagangan internasional, terutama dalam ekspor komoditas strategis seperti minyak sawit, batu bara, dan gas alam. Dengan adopsi sistem perdagangan berbasis mata uang lokal, Indonesia dapat mengurangi paparan terhadap fluktuasi dolar yang sering kali menciptakan ketidakpastian dalam nilai tukar rupiah. Langkah ini tidak hanya meningkatkan stabilitas ekonomi domestik, tetapi juga mengurangi biaya transaksi lintas batas, memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global.

Selain itu, akses ke pendanaan dari NDB memberikan Indonesia alternatif yang menarik untuk membiayai proyek infrastruktur, mengurangi ketergantungan pada lembaga keuangan Barat seperti IMF dan Bank Dunia. Dengan syarat pinjaman yang lebih fleksibel, Indonesia dapat mendanai proyek-proyek strategis tanpa tekanan besar pada cadangan devisa dolar, memperkuat kemandirian ekonomi nasional.

Dampak Potensial Jika BRICS Berhasil Mengurangi Dominasi Dolar

  1. Penurunan Permintaan Global terhadap Dolar: Jika BRICS berhasil menciptakan ekosistem perdagangan berbasis mata uang lokal atau mata uang bersama, permintaan global terhadap dolar dapat menurun drastis. Untuk Indonesia, ini berarti volatilitas nilai tukar rupiah yang selama ini dipengaruhi oleh fluktuasi dolar akan berkurang, menciptakan kondisi yang lebih stabil bagi perekonomian nasional.

  2. Diversifikasi Cadangan Devisa: Dengan berkurangnya dominasi dolar, Indonesia memiliki kesempatan untuk mendiversifikasi cadangan devisanya. Alokasi aset dalam bentuk emas, yuan, atau mata uang anggota BRICS lainnya dapat mengurangi risiko akibat ketergantungan berlebihan pada dolar, menciptakan penyangga yang lebih kuat terhadap guncangan ekonomi global.

  3. Efisiensi Biaya dalam Perdagangan: Transaksi lintas batas berbasis mata uang lokal dapat memangkas biaya konversi mata uang, yang selama ini menjadi hambatan utama dalam perdagangan internasional. Hal ini dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.

  4. Peluang Baru dalam Perdagangan Regional: Dengan BRICS sebagai platform, Indonesia dapat memperkuat hubungan dagang dengan negara-negara anggota lainnya, seperti India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Pengurangan hambatan mata uang menciptakan peluang untuk memperluas ekspor dan meningkatkan investasi bilateral.

  5. Stabilisasi Kebijakan Moneter Domestik: Jika ketergantungan pada dolar menurun, Bank Indonesia memiliki ruang lebih besar untuk mengatur kebijakan moneter yang lebih mandiri, tanpa harus terlalu memikirkan dampak dari kebijakan suku bunga The Fed yang sering kali memicu arus modal keluar dari pasar berkembang.

Tantangan yang Harus Diatasi Indonesia

Walaupun peluangnya besar, Indonesia juga menghadapi tantangan signifikan. Salah satu tantangan utama adalah membangun kepercayaan terhadap mata uang lokal dalam perdagangan internasional. Ketahanan ekonomi domestik, stabilitas politik, dan kerangka regulasi yang kuat menjadi prasyarat untuk menarik investor global dalam ekosistem baru ini. Selain itu, infrastruktur keuangan yang mendukung, seperti sistem pembayaran lintas batas berbasis teknologi tinggi, harus segera dikembangkan untuk memastikan kelancaran transaksi non-dolar.

BRICS sendiri masih menghadapi sejumlah tantangan internal, termasuk perbedaan kepentingan antaranggota dan keragaman tingkat pembangunan ekonomi. Dalam konteks ini, Indonesia harus mampu menavigasi dinamika internal blok ini untuk memastikan bahwa keanggotaannya membawa manfaat konkret bagi perekonomian nasional.

Strategi Indonesia untuk Memanfaatkan Momentum BRICS

Agar dapat memaksimalkan manfaat dari keanggotaan BRICS, Indonesia perlu merancang dan mengimplementasikan strategi yang komprehensif, meliputi:

  • Penguatan Infrastruktur Keuangan: Bank Indonesia harus mempercepat pengembangan sistem pembayaran lintas batas yang mendukung penggunaan mata uang lokal. Kerja sama dengan bank sentral negara-negara BRICS menjadi langkah penting untuk mewujudkan integrasi keuangan yang lebih dalam.

  • Diversifikasi Mitra Dagang: Indonesia harus memperluas jangkauan perdagangan dengan negara-negara anggota BRICS lainnya, seperti Brasil dan Afrika Selatan, yang selama ini belum menjadi mitra dagang utama. Diversifikasi ini dapat memperkuat ketahanan ekonomi terhadap perubahan dalam lanskap global.

  • Peningkatan Daya Saing Ekonomi: Pemerintah harus mendorong inovasi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan membangun infrastruktur untuk memastikan produk-produk Indonesia memiliki daya saing yang kuat di pasar internasional.

  • Peningkatan Ketahanan Ekonomi Makro: Diversifikasi cadangan devisa, pengelolaan utang yang hati-hati, serta penguatan sektor keuangan domestik menjadi elemen kunci untuk menghadapi potensi gejolak ekonomi global.

Kesimpulan: Masa Depan yang Menjanjikan, tetapi Tidak Tanpa Risiko

Jika BRICS berhasil mengurangi dominasi dolar dalam perdagangan global, dampaknya akan signifikan tidak hanya bagi sistem keuangan internasional, tetapi juga bagi negara-negara seperti Indonesia. Penguatan kerja sama dalam BRICS membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memainkan peran yang lebih strategis dalam ekonomi global, mengurangi ketergantungan pada dolar, dan memperkuat stabilitas ekonomi domestik.

Namun, untuk mewujudkan potensi ini, Indonesia harus mengatasi tantangan struktural yang ada, termasuk membangun infrastruktur keuangan yang tangguh, memperkuat kepercayaan internasional terhadap mata uang lokal, dan meningkatkan daya saing ekonomi. Dengan strategi yang tepat dan kepemimpinan yang visioner, Indonesia dapat memanfaatkan transformasi ini untuk memastikan bahwa dampak dari pergeseran arsitektur keuangan global membawa manfaat yang merata dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.

Dalam dunia yang semakin multipolar, keberhasilan Indonesia dalam memainkan perannya di BRICS tidak hanya akan memperkuat ekonomi nasional, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap stabilitas dan kemakmuran ekonomi global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun