Mohon tunggu...
Hilman I.N
Hilman I.N Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri

Saya menyukai menonton film, teknologi, sejarah, dan filsafat. Film memberi saya perspektif baru, teknologi menarik karena perkembangannya, sejarah membantu memahami perjalanan manusia, dan filsafat mengasah pemikiran mendalam.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia dan BRICS: Sebuah Analisis Peluang dan Tantangan dalam Konstelasi Global

17 Januari 2025   13:12 Diperbarui: 17 Januari 2025   13:12 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia secara resmi telah bergabung dengan BRICS, aliansi ekonomi yang kini mencakup Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Keputusan strategis ini menandai babak baru dalam diplomasi ekonomi Indonesia sekaligus menghadirkan peluang dan tantangan yang perlu dicermati secara mendalam. Artikel ini membahas dinamika keanggotaan Indonesia dalam BRICS, mulai dari latar belakang, potensi manfaat, hingga tantangan geopolitik dan ekonomi yang menyertainya.

BRICS dalam Perspektif Global

BRICS merupakan kelompok ekonomi yang lahir dengan tujuan utama mendobrak dominasi ekonomi global yang selama ini didiktekan oleh negara-negara maju, terutama melalui institusi seperti G7 dan IMF. Dengan fokus pada keadilan ekonomi, keberlanjutan, dan pembangunan inklusif, BRICS menawarkan visi alternatif bagi tatanan global.

Pembentukan BRICS memiliki dimensi strategis yang tidak dapat diabaikan. Selain menjadi blok ekonomi besar dengan populasi gabungan hampir 50% dari total dunia, BRICS juga mendorong penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan untuk mengurangi dominasi dolar AS. Strategi ini, selain memberikan kemandirian ekonomi, juga menggarisbawahi peran BRICS sebagai pusat gravitasi ekonomi baru.

Motivasi Indonesia Bergabung dengan BRICS

Keputusan Indonesia untuk menjadi anggota BRICS bukanlah tanpa pertimbangan matang. Ada sejumlah alasan strategis yang melatarbelakangi langkah ini:

  • Diversifikasi Ekonomi: Keanggotaan di BRICS memberikan peluang bagi Indonesia untuk memperluas pasar ekspor ke negara-negara berkembang lainnya di aliansi tersebut.
  • Penguatan Posisi Negosiasi: Sebagai anggota blok besar, Indonesia memiliki posisi tawar yang lebih kuat dalam perundingan perdagangan internasional.
  • Reduksi Ketergantungan: Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, terutama dalam konteks meningkatnya ketegangan geopolitik.
  • Akses Teknologi dan Pembiayaan: Melalui kolaborasi dengan negara-negara anggota, terutama Tiongkok dan India, Indonesia memiliki akses yang lebih besar terhadap transfer teknologi dan investasi infrastruktur.

Sambutan Internasional terhadap Keanggotaan Indonesia

Keberadaan Indonesia sebagai anggota BRICS mendapat sambutan positif dari negara-negara anggota lainnya. Presiden Brasil, Lula da Silva, menekankan peran strategis Indonesia sebagai negara berpopulasi besar dengan ekonomi yang sedang tumbuh pesat. Sementara itu, Tiongkok, melalui pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri, menyebutkan bahwa kehadiran Indonesia memperkuat prinsip multilateralitas dan keadilan yang menjadi inti BRICS.

Pernyataan ini menegaskan bahwa BRICS bukanlah sebuah ancaman bagi negara-negara Barat, melainkan inisiatif untuk menciptakan tatanan ekonomi yang lebih seimbang dan saling menguntungkan.

Potensi Manfaat bagi Indonesia

Sebagai anggota BRICS, Indonesia dapat menuai sejumlah manfaat ekonomi dan geopolitik, antara lain:

  • Ekspansi Pasar: BRICS membuka akses bagi produk Indonesia, seperti batu bara, kelapa sawit, dan komoditas lainnya, ke pasar Brasil, Rusia, dan Afrika Selatan.
  • Peningkatan Investasi: Dukungan dari negara-negara anggota, terutama dalam proyek infrastruktur strategis, dapat mempercepat pembangunan nasional.
  • Diversifikasi Mitra Dagang: Kerja sama dengan negara-negara BRICS memungkinkan Indonesia mengurangi ketergantungan pada negara-negara Barat.
  • Kolaborasi Teknologi: Kemitraan dengan Tiongkok dan India memberikan peluang untuk meningkatkan kapasitas teknologi domestik.

Tantangan yang Harus Diantisipasi

Meski menawarkan peluang besar, keanggotaan Indonesia di BRICS juga membawa sejumlah risiko dan tantangan:

  • Tekanan Geopolitik: Dengan bergabungnya Indonesia, terdapat kemungkinan meningkatnya tekanan dari negara-negara Barat, terutama jika kebijakan BRICS dianggap mengganggu kepentingan geopolitik mereka.
  • Dominasi Internal: Indonesia perlu memastikan bahwa kepentingannya tidak terpinggirkan oleh kekuatan besar seperti Tiongkok dan India yang memiliki pengaruh dominan dalam BRICS.
  • Ketergantungan Baru: Meskipun bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada Barat, Indonesia harus berhati-hati agar tidak menjadi terlalu bergantung pada Tiongkok, baik dalam aspek ekonomi maupun teknologi.
  • Persaingan Ekonomi: Indonesia harus siap menghadapi tantangan dari produk-produk murah negara anggota lain, yang dapat mengancam daya saing industri lokal.

Strategi Memaksimalkan Keanggotaan

Untuk memastikan manfaat maksimal dari keanggotaan BRICS, Indonesia perlu mengadopsi pendekatan yang strategis dan berkelanjutan, seperti:

  1. Peningkatan Daya Saing Nasional: Pemerintah dan sektor swasta harus bersinergi untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk lokal di pasar internasional.
  2. Diversifikasi Mitra Dagang: Selain berkolaborasi dengan negara-negara BRICS, Indonesia perlu menjaga keseimbangan hubungan dagang dengan mitra lain di luar aliansi.
  3. Peningkatan Kapasitas SDM: Pemerintah harus memperkuat pendidikan dan pelatihan untuk memastikan tenaga kerja Indonesia mampu bersaing di era globalisasi.
  4. Kolaborasi Regional: Sebagai pemimpin di Asia Tenggara, Indonesia dapat menjembatani kepentingan BRICS dengan negara-negara ASEAN untuk menciptakan sinergi ekonomi yang lebih luas.

Implikasi Geopolitik bagi Indonesia

Keanggotaan Indonesia di BRICS menempatkan negara ini pada posisi yang unik dalam peta geopolitik global. Dengan populasi terbesar keempat di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki potensi untuk memainkan peran sentral dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih inklusif. Namun, posisi ini juga membawa tanggung jawab besar, terutama dalam menghadapi persaingan antara kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.

Indonesia harus memainkan perannya dengan hati-hati, memastikan bahwa keanggotaannya di BRICS tidak merusak hubungan dengan negara-negara non-anggota yang juga memiliki kepentingan strategis.

Kesimpulan

Bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS adalah keputusan strategis yang mencerminkan ambisi besar negara ini untuk meningkatkan pengaruhnya di tingkat global. Meski dihadapkan pada berbagai tantangan, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemain kunci dalam blok ekonomi ini, asalkan mampu mengelola peluang dan risiko dengan bijaksana.

Keberhasilan Indonesia dalam memanfaatkan keanggotaan BRICS sangat bergantung pada komitmen pemerintah dan partisipasi aktif semua elemen masyarakat. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai motor penggerak ekonomi global sekaligus menciptakan tatanan dunia yang lebih adil dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun