Masalahnya, di tempat kerja itu sering banget kita lihat orang-orang yang, maaf ya, “nyeleneh” dalam usaha cari perhatian atasan.
Misalnya, ada yang tiap hari nggak pernah absen bawain makanan, entah lemper, rujak, atau bahkan kopi favorit atasan.
Padahal, siapa tahu atasannya nggak begitu suka juga, tapi terpaksa diterima agar tidak terlihat kejam, hehee.
Ada juga yang kalau atasan ngomong apa pun—benar atau salah—langsung nyorakin, “Wah, luar biasa, Pak/Bu! Ide yang brilian banget!” Pokoknya, lebay.
Atau, yang lebih parah, ada tipe orang yang hobi banget “ngebelain” atasan di mana-mana, bahkan sampai ikut campur urusan yang bukan tugasnya.
Tujuannya supaya atasannya notice dan menganggap dia loyal. Sayangnya, bukannya terlihat kompeten, cara seperti ini malah membuat orang-orang di sekitar jadi risih, dan nggak jarang atasannya juga jadi bertanya-tanya, “Apa sih maunya dia ini?”
Jika sering-sering memperlakukan atasan seperti itu, maka dampaknya adalah:
Pertama, atasan bisa jadi curiga dengan niat kamu. Bukannya mikir kamu tulus kerja, mereka malah mikir, “Ini orang ada maunya apa? Mau promosi, bonus, atau cuma cari muka?” Bukannya dihargai, kamu malah bisa kehilangan kepercayaan mereka.
Kedua, cara seperti ini membuat kamu tidak dianggap serius sebagai profesional. Rekan kerja akan mikir kamu hanya sibuk “menjilat” daripada fokus dengan tugas utama.
Akibatnya, reputasi kamu di tempat kerja bisa rusak. Bukannya jadi role model, kamu malah jadi bahan omongan.
Intinya, kalau kamu masih pakai cara-cara seperti ini, bukan pengakuan yang kamu dapat. Malah, yang ada, kamu akan dijauhi rekan kerja dan hanya dianggap sebelah mata oleh atasan.