Timothy juga menyebut bahwa sistem ekonomi saat ini memang dirancang untuk mempertahankan posisi kelas menengah agar tetap "di bawah."
Caranya melalui inflasi dan berbagai kebutuhan yang terus bertambah harganya.Â
Misalnya, biaya PCR di masa pandemi yang bisa mencapai ratusan ribu, harga masker yang naik tajam, dan kebutuhan lain yang mendadak jadi wajib.Â
Orang menengah terus diperas penghasilannya sampai nggak punya ruang untuk menabung atau berinvestasi. Â
Jadi, inti pandangan Timothy adalah:Â Â
- Orang kaya beli cash, orang menengah tergoda cicilan.
- Cicilan itu sistem jebakan yang membuat orang menengah susah naik kelas. Â
- Inflasi dan pengeluaran wajib jadi alat untuk "memeras" kelas menengah.Â
- Kelas menengah jadi seperti hamster yang terus kerja keras tapi nggak kemana-mana. Â
Menurut Timothy, kalau terus seperti ini, kelas menengah nggak akan pernah keluar dari lingkaran utang.Â
Mereka harus sadar dan mulai mengelola keuangan lebih cerdas supaya nggak terus-terusan jadi "target" sistem ini.
Pernyataan Timothy Ronald soal cicilan sebagai "jebakan" kelas menengah ini tergantung keadaan kita sehari-hari, ada yang relevan ada juga yang tidak.Â
Tapi kalau dipikir-pikir, siapa sih yang tidak tergoda cicilan?Â
Apalagi zaman sekarang, hampir semua barang—dari mobil, gadget, sampai alat elektronik kecil seperti vacuum cleaner—bisa dibeli dengan skema cicilan.Â
Promonya pun sangat menggoda, ada yang sampai mengiming-imingi bunga 0%. Tapi apa benar itu solusi, atau justru membuat masalah baru? Â