Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Ketik

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Program Makan Bergizi Gratis: Manfaat bagi Siswa, tetapi Tantangan Pedagang Kantin

9 Januari 2025   14:19 Diperbarui: 9 Januari 2025   21:29 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI Makanan Bergizi Gratis (MBG). | Kompas.com

Kalau tidak, mereka bisa kehilangan mata pencaharian yang sudah mereka geluti bertahun-tahun.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) memang punya tujuan mulia, tapi agar tidak ada pihak yang dirugikan—khususnya pedagang kantin—perlu ada beberapa penyesuaian dan solusi. 

Nah, inilah tiga solusi yang mesti dipertimbangkan:

1. Makan Gratis di Jam Pulang Sekolah

Ini usulan sekaligus harapan dari para pedagang yang di kutip dari laman Kompas.com. Makanan gratis bisa dibagikan saat jam pulang sekolah, bukan saat istirahat. 

Jadi, anak-anak tetap punya waktu untuk jajan di kantin saat istirahat, dan pedagang tidak kehilangan pelanggan. Dengan cara ini, siswa tetap dapat makanan bergizi, tapi kantin sekolah juga tetap ramai.  

2. Prioritaskan Siswa yang Membutuhkan 

Makanan gratis bisa difokuskan kepada anak-anak dari keluarga menengah ke bawah. Anak-anak yang berasal dari keluarga mampu tidak perlu ikut dapat makanan gratis. 

Selain lebih tepat sasaran, ini juga membuat anggaran negara (APBN) lebih hemat. Lagian, kalau anak-anak orang kaya ikut makan gratis, nanti malah jadi obesitas, kan? Hehe.  

3. Libatkan Kantin Lokal yang Sudah Lama Eksis

Pedagang kantin yang sudah lama jadi bagian dari sekolah harus dilibatkan langsung dalam pengelolaan makanan gratis. 

Mereka bisa bantu masak atau jual makanan tambahan sesuai menu yang ditentukan pemerintah. Jadi, usaha mereka tetap jalan, dan nggak ada yang "tamat" seperti pedagang kecil di Pantura waktu jalan tol dibangun.  

Terkahir, program ini harus terus dievaluasi, mulai dari menu makanan, pelaksanaannya, hingga dampaknya ke siswa dan pedagang. 

Kalau ada yang tidak berjalan sesuai harapan, solusinya bisa langsung dicari sebelum masalah jadi semakin besar.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun