Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah inisiatif baru yang mulai diterapkan di berbagai sekolah. Tujuannya simpel tapi sangat penting, yaitu memastikan anak-anak sekolah mendapatkan asupan gizi yang cukup dan membantu meringankan beban keuangan keluarga.
Program ini dirancang untuk memberikan makanan gratis kepada siswa, dalam bentuk kotak makan bergizi yang dibagikan saat jam istirahat.
Program ini dianggap penting karena masalah gizi pada anak-anak masih jadi isu besar di Indonesia. Banyak anak yang berangkat sekolah tanpa sarapan atau hanya membawa bekal yang kurang bernutrisi.
Ditambah lagi, kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan sering membuat orang tua kesulitan menyediakan makanan sehat untuk anak-anak mereka.
Dengan MBG, pemerintah berharap bisa memberikan solusi. Siswa nggak hanya makan makanan bergizi, tapi juga diharapkan jadi lebih fokus saat belajar.
Bagi orang tua, program ini bisa jadi "penyelamat dompet," karena nggak perlu lagi ribet memikirkan bekal atau uang jajan setiap hari.
Tapi, seperti halnya program pemerintah lainnya, MBG ini juga membawa dampak lain yang nggak bisa diabaikan, terutama untuk pedagang kantin di sekolah.
Meski niatnya bagus, pelaksanaan program ini memunculkan tantangan baru yang membuat sebagian pihak merasa “terpinggirkan.”
Jadi, meski program ini menjanjikan banyak manfaat, tapi hal yang patut dipertanyakan adalah:
Apakah program ini benar-benar memberikan solusi tanpa memunculkan masalah baru?