Kalau nggak punya kendali diri atau wawasan finansial yang cukup, rezeki nomplok ini bukannya jadi berkah, tapi malah membuat kita stres.Â
Uang habis, masalah datang, dan yang tersisa hanya penyesalan. Jadi, punya banyak uang mendadak itu sebenarnya tantangan besar, terutama bagi yang tidak siap menghadapinya.
Rezeki nomplok itu sebenarnya bisa jadi pintu menuju hidup yang lebih baik, asal dikelola dengan bijak. Misalnya, uangnya dipakai untuk investasi jangka panjang seperti membeli properti, reksadana, atau bahkan memulai usaha.Â
Dengan begitu, uang tersebut tidak hanya habis, tapi akan berkembang.
Disamping itu, rezeki nomplok juga bisa membantu memenuhi kebutuhan pendidikan, baik untuk diri sendiri maupun keluarga.Â
Misalnya, bayar kuliah, ikut kursus skill baru, atau bahkan membiayai sekolah anak-anak di masa depan. Pilihan lainnya, uang itu bisa jadi "dana darurat" yang membuat hidup lebih tenang kalau ada situasi tak terduga seperti sakit atau kehilangan pekerjaan.
Intinya, kalau dikelola dengan benar, rezeki nomplok ini bisa jadi batu loncatan besar untuk mencapai kebebasan finansial atau hidup yang lebih stabil.
Tapi, rezeki nomplok juga punya sisi negatif kalau tidak dikelola dengan baik. Uang yang datang tiba-tiba sering membuat orang tergoda untuk belanja hal-hal konsumtif.Â
Misalnya, beli gadget terbaru, pakaian branded, atau liburan mewah. Rasanya seperti membalas dendam atas semua keinginan yang dulu tertahan.
Disamping itu, banyak orang yang terjebak investasi bodong gara-gara kurang paham cara kerja keuangan. Uangnya tidak hanya habis, tapi malah jadi utang.Â
Belum lagi tekanan sosial. Tiba-tiba ada teman lama yang minta dipinjami uang, atau keluarga besar yang menganggap kita "wajib" membantu mereka.Â