Nah, karena kondisi ekonomi yang seperti ini, banyak cowok yang baru bisa mapan di usia yang lebih tua. Padahal, banyak cewek yang ingin menikah di usia yang tidak terlalu tua. Jadi, ya wajar saja kalau banyak pasangan yang menunda pernikahan karena belum siap secara finansial.
Intinya, kondisi ekonomi yang tidak menentu ini banyak orang berpikir dua kali untuk menikah. Soalnya, untuk bangun rumah tangga yang bahagia dan stabil, butuh persiapan yang matang, baik dari segi finansial maupun mental
Jadi, kurangnya maskulinitas itu nggak bisa dibilang satu-satunya alasan kenapa angka pernikahan menurun. Masalahnya jauh lebih kompleks, mulai dari tekanan ekonomi, perubahan sosial, sampai budaya yang terus berkembang. Lagipula, hubungan zaman sekarang itu mestinya tidak lagi soal siapa yang lebih ‘maskulin’ atau ‘feminin’. Yang penting itu kerja sama, saling mendukung, dan bersama-sama menghadapi tantangan hidup. Stereotip gender sudah tidak relevan untuk dijadikan patokan hubungan yang sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H