Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Operator - Operator Madrasah Tsanawiyah

Operator Madrasah : - Operator data EMIS (Education Management Information System) - Operator data Simpatika Kemenang - Operator E-RKAM BOS Kemenag - Operator Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus - Teknisi ANBK dari Tahun 2017 s.d sekarang (dulu masih UNBK namanya) Mencoba untuk menuangkan keresahannya melalui artikel di Kompasiana, tapi lebih banyak tema yang diluar dari konteks pekerjaan. More info: asharinoer9@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Apakah Jam Kerja Fleksibel Bisa jadi Solusi untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kepuasan Karyawan?

24 September 2024   07:43 Diperbarui: 25 September 2024   12:01 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI Produktivitas Pada Karyawan. | Pexels. Artem Podrez

Salah satu tantangan terbesar dari jam kerja fleksibel adalah memantau kinerja karyawan. Kalau semua orang bekerja di waktu yang berbeda-beda, manajer mungkin kesulitan untuk mengecek siapa yang lagi kerja, siapa yang udah selesai, atau siapa yang kurang produktif.

Hal ini bisa membuat beberapa atasan merasa kehilangan kontrol, terutama jika mereka terbiasa dengan model kerja yang lebih terstruktur dan diawasi secara langsung.

Jam kerja fleksibel juga bisa menimbulkan masalah dalam kolaborasi tim. Bayangin aja, kalau satu orang mulai kerja jam 7 pagi dan selesai jam 3 sore, sementara anggota tim lain baru mulai jam 11 siang.

Waktu untuk koordinasi jadi sangat terbatas, dan komunikasi bisa terhambat. Hal ini bisa memperlambat alur kerja tim, terutama jika ada proyek yang butuh keterlibatan banyak orang pada waktu bersamaan.

Nggak semua jenis pekerjaan cocok dengan jam kerja fleksibel. Misalnya, pekerjaan di sektor layanan pelanggan atau manufaktur yang membutuhkan kehadiran fisik dan jadwal pasti mungkin lebih sulit menerapkan fleksibilitas ini.

Sementara di bidang teknologi atau kreatif, di mana hasil kerja lebih penting daripada jam kerja, fleksibilitas bisa lebih mudah diterapkan. Jadi, penerapannya bisa bervariasi tergantung jenis industri atau peran karyawan di perusahaan.

Salah satu contoh perusahaan yang sukses menerapkan jam kerja fleksibel adalah Google. Perusahaan ini dikenal memberikan keleluasaan bagi karyawannya untuk bekerja di jam yang paling nyaman bagi mereka. Google fokus pada hasil akhir ketimbang mengawasi karyawan dari jam berapa sampai jam berapa mereka bekerja.

Dengan kebijakan fleksibel ini, Google berhasil meningkatkan kreativitas dan produktivitas tim, karena karyawan bisa bekerja saat mereka merasa paling "on."

Dampaknya karyawan di Google jadi lebih puas karena punya kebebasan mengatur waktu, dan mereka juga bisa menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Plus, tingkat inovasi mereka juga meningkat karena orang bisa bekerja dengan ritme yang sesuai dengan energi dan mood mereka. Ini juga membuat Google jadi salah satu perusahaan yang paling diidamkan banyak orang karena budaya kerjanya yang terbuka dan fleksibel.

Contoh lainnya adalah Microsoft Jepang, yang pernah menjalankan program 4-day work week atau bekerja 4 hari dalam seminggu dengan jam kerja yang fleksibel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun