Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Tata Usaha

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Apakah Jam Kerja Fleksibel Bisa jadi Solusi untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kepuasan Karyawan?

24 September 2024   07:43 Diperbarui: 25 September 2024   12:01 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI Produktivitas Pada Karyawan. | Pexels. Artem Podrez

Jam kerja di Negara kita biasanya mengharuskan karyawan bekerja dari jam 9 pagi sampai 5 sore atau jam 8 pagi sampai jam 4 sore lima hari seminggu. Model seperti ini sudah berjalan selama puluhan tahun dan dianggap sebagai standar.

Tapi, seiring perkembangan teknologi dan gaya hidup modern, banyak yang mulai mempertanyakan apakah sistem ini masih relevan. Dunia kerja saat ini jauh lebih dinamis, apalagi dengan munculnya tren kerja remote dan digitalisasi. 

Nah, di sinilah konsep jam kerja fleksibel muncul. Artinya, karyawan tidak lagi terikat pada jam kerja yang kaku, melainkan bisa menyesuaikan kapan mereka mulai dan selesai bekerja, selama target atau tugas tercapai.

Fleksibilitas ini dirasa penting karena memungkinkan orang menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi, terutama bagi mereka yang punya tanggung jawab lain seperti keluarga.

Dengan jam kerja fleksibel, karyawan bisa lebih bebas mengatur waktu sesuai ritme kerja mereka masing-masing. Ada yang mungkin lebih produktif di pagi hari, sementara yang lain baru "on" di sore atau malam hari.

Fleksibilitas ini memungkinkan mereka untuk bekerja di waktu yang paling optimal bagi mereka, yang pada akhirnya bisa meningkatkan kualitas dan efisiensi kerja. Mereka nggak harus terjebak di satu pola waktu yang belum tentu cocok dengan gaya kerjanya.

Fleksibilitas dalam jam kerja juga berarti karyawan bisa lebih mudah mengatur keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Misalnya, mereka bisa mengantar anak sekolah dulu sebelum mulai bekerja atau punya waktu luang lebih untuk merawat keluarga tanpa harus mengorbankan pekerjaan. Ini membuat karyawan merasa lebih puas dan tidak terlalu tertekan dengan kewajiban pekerjaan yang bertumpuk.

Kebijakan jam kerja fleksibel juga berpengaruh besar pada loyalitas karyawan. Ketika mereka merasa dihargai dan diberikan kebebasan untuk mengatur waktu, tingkat stres bisa berkurang drastis. Ini membuat mereka lebih nyaman dan betah di perusahaan.

Hasilnya, perusahaan juga bisa mengurangi turnover karyawan, karena orang lebih cenderung bertahan di tempat yang memberikan kebebasan dan menghargai keseimbangan hidup mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun