Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Tata Usaha

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Inilah Alasan Mengapa Pria Harus Maskulin

8 Agustus 2024   14:52 Diperbarui: 9 Agustus 2024   13:06 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maskulin itu penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak hanya untuk terlihat keren, tapi karena pria maskulin biasanya dianggap lebih tangguh dan bisa diandalkan. Mereka sering jadi panutan, pelindung, dan pembimbing dalam keluarga serta komunitas.

Masalahnya, di zaman modern ini, semakin sulit menemukan pria yang benar-benar maskulin. Semua serba instan dan mudah diakses, membuat banyak pria kehilangan sisi maskulinnya. Gaya hidup yang kurang aktif dan makanan yang tidak sehat juga jadi penyebabnya.

Kemudahan akses teknologi dan informasi ternyata mempunyai dampak besar terhadap kadar testosteron pada pria. Dengan segala sesuatu yang bisa didapat hanya dengan beberapa klik saja, banyak pria jadi kurang bergerak dan lebih sering duduk di depan layar. Aktivitas fisik yang minim ini bisa membuat produksi hormon testosteron menurun, yang berujung pada hilangnya sisi maskulin.

Testosteron itu hormon yang paling penting bagi pria. Hormon ini yang membuat pria mempunyai ciri-ciri maskulin, seperti suara berat, otot yang kuat, dan pertumbuhan rambut di tubuh. Kalau kadar testosteron berkurang atau bahkan hilang, pria bisa kehilangan sisi maskulinnya. Efeknya bisa membuat energi turun, otot lemah, kurang percaya diri, bahkan bisa mempengaruhi mood dan gairah seksual. Jadi, menjaga kadar testosteron itu penting untuk tetap sehat dan maskulin.

Contohnya, banyak pria sekarang lebih memilih main game atau scrolling media sosial daripada olahraga. Nggak heran kalau banyak yang jadi kurang fit dan kehilangan energi. 

Lalu, dengan makanan cepat saji yang makin mudah didapat, pola makan jadi kurang sehat. Semua ini berdampak buruk pada kesehatan dan kadar hormon pria, yang akhirnya mempengaruhi maskulinitas mereka.

Makanan modern juga mempunyai peran besar dalam mengganggu keseimbangan hormon pria, khususnya testosteron. Banyak makanan sekarang yang mengandung senyawa kimia seperti pengawet, perasa buatan, dan bahan tambahan lainnya. Senyawa-senyawa ini bisa menghambat produksi hormon pria, membuat kadar testosteron jadi rendah, dan akhirnya mempengaruhi maskulinitas.

Ada beberapa studi yang mendukung hal ini. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia seperti ftalat dan bisfenol A (BPA), yang sering ada di kemasan makanan dan minuman, bisa menurunkan kadar testosteron pada pria. Jadi, hati-hati dengan apa yang kita makan, karena itu bisa mempengaruhi kesehatan hormonal kita. (Sumber: doktersehat.com) 

Kalau sisi maskulin pada pria hilang, dampaknya bisa cukup serius. Di keluarga, pria mungkin jadi kurang berperan sebagai pelindung dan pemimpin. Mereka jadi kurang inisiatif dalam mengambil keputusan penting atau kurang tegas dalam membimbing anak-anak. 

Di masyarakat, kehilangan maskulinitas bisa membuat pria kurang berkontribusi dalam kegiatan sosial atau kurang aktif dalam peran-peran yang biasanya membutuhkan keberanian dan kekuatan fisik.

Dan juga tidak kalah penting, yaitu adanya sosok pelindung, pemburu, dan figur ayah dalam keluarga yang sehat dan seimbang. Ayah yang maskulin biasanya bisa jadi panutan yang baik bagi anak-anaknya, memberikan rasa aman, dan siap menghadapi tantangan. 

Mereka juga cenderung lebih bisa diandalkan dalam situasi krisis, memastikan keluarga tetap dalam kondisi terbaik. Maskulinitas membantu menciptakan keseimbangan peran dalam keluarga, di mana setiap anggota punya peran penting untuk menjaga keharmonisan.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan maskulinitas, di mulai dari pola hidup sehat, seperti rutin berolahraga. Olahraga tidak hanya membuat badan fit tapi juga bisa meningkatkan produksi hormon testosteron. 

Selain itu, perhatikan juga pola makan. Konsumsi makanan yang alami dan bergizi, seperti daging tanpa lemak, ikan, sayuran hijau, dan buah-buahan. Kurangi makanan cepat saji dan olahan yang banyak mengandung bahan kimia.

Untuk menjaga kadar testosteron, sebagai pria setidaknya wajib melakukan:

1. Rutin Berolahraga

Coba lakukan latihan kekuatan seperti angkat beban, yang terbukti bisa meningkatkan testosteron.

2. Tidur yang Cukup

Kurang tidur bisa mengganggu produksi hormon, jadi pastikan tidur minimal 7-8 jam.

3. Makan Sehat

Pilih makanan yang kaya akan zinc dan vitamin D, seperti daging, telur, dan produk susu (bukan susu buatan). Hindari makanan yang mengandung banyak gula dan bahan kimia.

4. Kurangi Stres

Stres berlebih bisa menurunkan kadar testosteron, jadi penting untuk relaksasi dan mengelola stres dengan baik, misalnya melalui meditasi (berdiam diri sejenak) atau hobi yang menyenangkan.

5. Hindari Alkohol Berlebihan 

Konsumsi alkohol yang berlebihan bisa menurunkan kadar testosteron, jadi jauhi minuman yang mengandung alkohol.

Dengan begitu pria bisa menjaga dan meningkatkan maskulinitas mereka secara alami.

Jadi, pentingnya maskulinitas dalam masyarakat kita tidak bisa dianggap remeh. Maskulinitas berperan besar dalam membentuk sosok pelindung, pemimpin, dan ayah yang baik dalam keluarga dan masyarakat. Meskipun tantangan zaman modern bisa menggerus sisi maskulin, masih ada banyak cara untuk mempertahankannya. 

Teruntuk pria mari sama-sama menjaga kesehatan dan peran maskulin kita, mulai dari olahraga rutin, makan makanan sehat, tidur yang cukup, dan mengelola stres. Dengan begitu, kita bisa tetap menjadi pria yang tangguh dan dapat diandalkan di segala situasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun