Kita pasti pernah merasa berat hati saat harus mengeluarkan uang untuk kebutuhan yang sebenarnya penting.
Misalnya, ketika harus membayar tagihan listrik, membeli bahan makanan, atau membayar biaya sekolah anak. Meskipun kita tahu pengeluaran ini memang wajib, tetap saja ada perasaan ragu-ragu dan takut dianggap boros.
Perlu sama-sama kita ketahui, sikap seperti ini bisa mempengaruhi cara kita menjalani hidup sehari-hari. Kalau terus-menerus merasa bersalah saat mengeluarkan uang, hidup jadi nggak nyaman dan penuh kekhawatiran.
Maka dari itu, penting untuk kita memahami kenapa kita merasa seperti ini dan bagaimana cara mengubahnya biar hidup lebih tenang dan bahagia.
Persepsi tentang Pengeluaran
Banyak dari kita yang beranggapan bahwa setiap kali mengeluarkan uang, itu artinya kita sedang boros. Padahal, nggak selalu begitu.
Misalnya, bayar listrik atau beli bahan makanan itu kan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Tapi tetap saja, sering kali muncul perasaan tidak enak, seolah-olah kita sedang menghambur-hamburkan uang.
Bayangkan, ada yang merasa berat hati untuk bayar tagihan listrik bulanan. Meskipun tahu tanpa listrik, kehidupan sehari-hari bisa berantakan, tapi tetap ada rasa tidak rela ketika harus mengeluarkan uang. Atau ketika beli bahan makanan, kita mungkin mikir-mikir lagi,Â
"Apa nggak bisa lebih hemat?"Â
Padahal, ini semua kebutuhan dasar yang tidak bisa dihindari.
Contoh lain, saat harus bayar biaya sekolah anak. Kita tahu pendidikan itu penting banget untuk masa depan mereka, tapi tetap saja kadang ada perasaan nyesek ketika mengeluarkan uangnya.
Semua ini terjadi karena kita masih punya persepsi bahwa mengeluarkan uang, meskipun untuk hal yang penting, adalah bentuk pemborosan.
Pengaruh Pola Pikir
Pola pikir kita tentang uang memiliki pengaruh besar terhadap sikap kita dalam mengeluarkannya. Kalau kita selalu mikir bahwa mengeluarkan uang itu sama dengan boros, setiap kali harus bayar sesuatu yang penting, pasti muncul rasa berat hati. Ini bisa bikin kita jadi lebih stres dan tidak nyaman.
Misalnya, kalau setiap bulan kita stres memikirkan tagihan yang harus dibayar, itu bisa membuat kepala selalu pusing tujuh keliling, hehe. Padahal bayar tagihan adalah hal yang normal dan wajib dilakukan.
Dampak negatif lainnya, kita jadi merasa bersalah terus-menerus, seolah-olah tidak pernah bisa menikmati hasil kerja keras sendiri.Â
Akhirnya, hidup jadi tidak tenang karena terus-menerus mikir gimana caranya bisa hemat lebih banyak, meskipun sudah hemat. Perasaan seperti ini bisa mengganggu mental health kita.Â
Mengubah Pola Pikir
Penting untuk kita melihat pengeluaran bukan sebagai pemborosan, tapi sebagai investasi atau bahkan amal. Setiap kali kita mengeluarkan uang, sebenarnya kita bisa melihat itu sebagai bentuk kontribusi yang positif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Misalnya, saat kita belanja di toko kelontong. Uang yang kita keluarkan untuk beli beras, gula, atau kebutuhan sehari-hari lainnya, itu tidak hanya berhenti di situ saja.
Pemilik toko akan pakai uang itu untuk menyekolahkan anak-anak mereka, atau mungkin untuk kebutuhan harian mereka. Jadi, secara tidak langsung, kita audah membantu mereka untuk hidup lebih baik.
Contoh lain, saat bayar biaya sekolah anak. Meskipun terasa berat, bayangkan kalau uang itu adalah investasi untuk masa depan mereka. Pendidikan yang baik bisa membuka banyak peluang untuk mereka nantinya. Dengan begitu, setiap kali kita mengeluarkan uang, kita bisa merasa lebih tenang karena tahu uang itu punya dampak positif.
Mengubah pola pikir seperti ini bisa membuat kita lebih rileks dan bahagia dalam menghadapi setiap pengeluaran. Kita jadi lebih bisa menikmati hidup tanpa terus-menerus dibayangi rasa bersalah atau khawatir.Â
Kita sering merasa berat hati untuk mengeluarkan uang untuk kebutuhan wajib karena kita menganggapnya sebagai bentuk pemborosan. Persepsi ini bisa membuat kita stres dan tidak nyaman dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Padahal, pengeluaran tersebut adalah hal yang esensial dan tidak bisa dihindari.
Mari kita ubah pola pikir ini. Lihatlah pengeluaran sebagai bentuk investasi atau amal. Setiap uang yang kita keluarkan sebenarnya bisa berdampak positif bagi orang lain, seperti saat kita berbelanja di toko kelontong yang membantu pemilik toko memenuhi kebutuhan mereka.
Dengan mengubah cara pandang ini, kita bisa merasa lebih tenang dan bahagia. Kita jadi bisa menikmati setiap pengeluaran tanpa merasa bersalah ataupun khawatir.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H