Pernah mengalami tidak? Ketika Anda sedang ngobrol dengan teman, keluarga, rekan kerja, atasan atau bawahan seringnya hanya muter-muter di topik yang itu-itu saja? Entah ngomongin gosip selebriti, acara TV, atau hal-hal remeh lainnya.
Nah, ini ternyata bukan kebetulan. Banyak orang Indonesia memang cenderung menghindari obrolan yang berat atau berbobot. Kenapa bisa begitu? Yuk, kita bahas.
Di artikel ini kita akan mengulik lebih dalam, kenapa sih kita sering banget menghindari topik-topik yang serius? Apakah hanya karena tidak mau ribet atau ada alasan lain yang lebih dalam?
Memahami alasan di balik fenomena ini penting agar kita bisa mengerti budaya kita sendiri dan mungkin juga bisa sedikit berubah supaya obrolan kita lebih berisi dan bermanfaat.
Budaya Indonesia itu sangat kaya dan penuh dengan nilai-nilai yang membuat kita merasa nyaman satu sama lain.
Salah satu yang paling dijunjung tinggi adalah keharmonisan dan kerukunan. Dari kecil, kita diajarkan untuk selalu rukun dengan tetangga, teman, bahkan orang yang tidak kita kenal sekalipun. Pokoknya, damai itu indah, titik!
Budaya juga sangat berpengaruh ke cara kita ngobrol sehari-hari. Karena kita ingin semuanya rukun dan tidak mau bikin ribut, kita jadi cenderung memilih topik yang aman-aman saja. Topik yang kira-kira tidak akan membuat orang sebel atau tersinggung.
Maka dari itu, obrolan kita sering kali hanya di permukaan saja, tidak sampai ke hal-hal yang lebih dalam atau serius.
Misalnya, kita lebih memilih ngomongin makanan favorit, film terbaru, tempat rekreasi yang keren atau ngomongin artis anu, orang anu, intinya hal-hal yang ringan dan remeh. Bukan berarti ngobrol tentang makanan, film dan tempat rekreasi itu hal yang ringan dan remeh ya!
Mengapa kita sering sekali menghindari topik-topik yang bisa memicu konflik?Â
Jawabannya simpel, kita nggak mau ribut.
Orang Indonesia itu pada dasarnya ingin hidup damai dan rukun. Kita lebih suka ngobrol yang enak-enak saja, yang membuat semua orang happy.
Kalau mulai masuk ke topik yang sensitif, yang bisa bikin debat panas, kita langsung mundur teratur. Enak nggak kalau ngobrol malah jadi berantem?
Contoh-contoh topik sensitif
Ada beberapa topik yang sering banget dianggap sensitif di Indonesia. Misalnya:
1. Politik
Obrolan soal politik bisa bikin suasana jadi tegang, apalagi kalau beda pandangan.Â
2. Agama
Ini topik yang sangat pribadi dan bisa membuat orang salah paham atau tersinggung.
3. Isu-isu kontroversial lainnya
Misalnya, soal hak asasi manusia, kebijakan pemerintah, kepemimpinan atau isu-isu sosial lainnya.Â
Maka dari itu, daripada berisiko membuat suasana tidak enak, kita lebih memilih untuk ngomongin hal-hal yang aman dan netral.
Dalam percakapan sehari-hari, banyak orang Indonesia lebih suka ngomongin topik-topik yang netral dan ringan. Contohnya, gosip selebriti, acara TV, makanan, atau liburan. Topik-topik ini aman dan tidak berisiko membuat konflik. Jadi, semua orang bisa ikut ngobrol tanpa takut membuat suasana jadi tidak enak.
Manfaat memilih topik netral
Memilih topik netral ini ada manfaatnya juga.
Pertama, bisa menjaga suasana tetap harmonis dan nyaman. Semua orang jadi bisa ngobrol dengan santai tanpa merasa terancam atau tersinggung.
Kedua, obrolan jadi lebih ringan dan menyenangkan. Kita bisa ketawa bareng, saling berbagi cerita, dan menikmati waktu bersama. Jadi, meskipun topiknya mungkin tidak terlalu dalam, tapi setidaknya kita bisa saling mendekatkan diri dan merasa lebih akrab satu sama lain.
Ada sisi positif dan negatif dari kecenderungan menghindari obrolan yang berbobot ini.Â
Dampak positifnya, jelas kita jadi lebih jarang terlibat konflik. Suasana jadi lebih damai dan kita bisa menjaga hubungan baik dengan teman, keluarga, dan orang sekitar. Keharmonisan ini penting untuk kehidupan sosial yang nyaman dan menyenangkan.
Namun, dampak negatifnya, kita jadi kurang terbiasa membahas hal-hal yang mendalam dan penting.
Perbincangan kita jadi kurang berbobot dan tidak banyak memberi wawasan baru. Padahal, diskusi yang serius dan berbobot bisa membantu kita memahami berbagai perspektif, berpikir kritis, dan berkembang sebagai individu dan masyarakat.
Contoh nyata dari hal di atas bisa kita lihat dalam berbagai situasi sehari-hari. Misalnya, saat kumpul keluarga besar, topik yang dibahas biasanya seputar kabar terbaru dari anggota keluarga atau gosip ringan. Jarang banget kita bahas isu-isu penting seperti politik atau masalah sosial.
Di tempat kerja juga, obrolan di ruang istirahat lebih sering tentang acara TV atau tempat makan enak, daripada ide-ide baru yang bisa meningkatkan produktivitas atau solusi untuk masalah yang dihadapi tim di perusahaan tersebut. Akibatnya, kita mungkin melewatkan kesempatan untuk menemukan solusi kreatif dan inovatif.
Jadi, meskipun menjaga harmoni itu penting, tapi tidak ada salahnya kalau sesekali kita coba membuka diskusi yang lebih berbobot. Siapa tahu, dari situ kita bisa menemukan hal-hal baru yang bermanfaat untuk diri kita dan masyarakat.
Dari pembahasan tadi, kita bisa lihat bahwa budaya Indonesia yang menjunjung tinggi keharmonisan dan kerukunan punya pengaruh besar dalam kecenderungan kita menghindari obrolan yang berbobot.
Karena tidak mau ribut dan inginnya semuanya damai, kita lebih memilih topik-topik netral yang aman dibicarakan, seperti gosip selebriti atau hal-hal ringan lainnya.
Meskipun ini membantu menjaga suasana tetap harmonis, ada sisi negatifnya juga karena kita jadi jarang membahas hal-hal yang mendalam dan penting.
Terakhir, penting bagi kita untuk menemukan keseimbangan antara menjaga keharmonisan dan tetap berani membahas topik-topik yang lebih berbobot.Â
Tidak ada salahnya sesekali membicarakan isu-isu penting yang bisa membuka wawasan dan membantu kita berkembang sebagai individu dan masyarakat. Dengan begitu, kita bisa tetap rukun tapi juga jadi lebih kritis dan berpengetahuan luas.
Jadi, mari kita coba mulai bawa obrolan kita ke level yang lebih tinggi, tanpa takut mengorbankan keharmonisan yang sudah kita jaga selama ini!
Pelan-pelan saja. Hehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H