Jadi, kebahagiaan menurut Epictetus bukan tentang memiliki lebih banyak atau mencapai kesuksesan yang diakui orang lain, tapi tentang hidup dengan integritas dan ketenangan batin.
Ketidakbergantungan pada Kondisi Eksternal
Epictetus mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada kondisi eksternal, contoh konkret dari ajarannya yaitu, ketika Anda sedang terjebak dalam kemacetan lalu lintas.
Daripada marah dan frustrasi, lebih baik menerima situasi tersebut dan menggunakan waktu untuk mendengarkan musik, ceramah, podcast favorit, atau hal bermanfaat lainnya. Dengan begitu, Anda tetap bisa merasa tenang meskipun situasinya tidak ideal.
Untuk mengembangkan kontrol atas reaksi dan emosi diri, Epictetus menyarankan kita untuk selalu menyadari pikiran dan perasaan kita. Misalnya, ketika merasa marah atau cemas, cobalah berhenti sejenak dan bertanya pada diri sendiri, "Apakah hal ini benar-benar di bawah kendali saya?" Jika tidak, lepaskan dan fokus pada hal-hal yang bisa Anda kendalikan, seperti bagaimana Anda memilih untuk merespons situasi tersebut.
Epictetus juga mengajarkan tentang pentingnya membedakan antara hal-hal yang berada di bawah kendali kita dan yang tidak. Hal-hal yang berada di bawah kendali kita meliputi pikiran, sikap, dan tindakan kita sendiri. Sementara itu, hal-hal yang tidak berada di bawah kendali kita termasuk opini orang lain, cuaca, atau hasil dari usaha kita.
Contohnya, jika Anda sedang menjalani wawancara kerja, yang bisa Anda kendalikan adalah persiapan dan performa Anda selama wawancara. Namun, keputusan apakah Anda diterima atau tidak berada di luar kendali Anda. Jadi, setelah melakukan yang terbaik, lepaskan hasilnya dan jangan biarkan itu mempengaruhi kebahagiaan Anda.
Relevansi dan Aplikasi di Zaman Modern
Meskipun Epictetus hidup ribuan tahun yang lalu, ajarannya tentang kebahagiaan dan ketenangan batin masih sangat relevan di zaman modern ini. Di tengah kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak orang mencari cara untuk menemukan kedamaian dan kebahagiaan sejati.
Filosofi Epictetus, yang menekankan pada pengendalian diri dan ketidakbergantungan pada hal-hal eksternal, bisa menjadi panduan yang sangat berguna.
Tiga contoh pengaplikasiannya di dalam kehidupan:
1. Menghadapi Stres Kerja
Ketika pekerjaan menumpuk dan tekanan semakin besar, kita bisa mengingat ajaran Epictetus untuk fokus pada apa yang bisa kita kendalikan. Alih-alih stres berlebihan, kita bisa menyusun rencana, prioritas, dan bekerja setahap demi setahap.
2. Interaksi Sosial
Jika ada seseorang yang bersikap negatif atau tidak menyenangkan, kita bisa menerapkan prinsip Epictetus dengan tidak membiarkan sikap mereka mempengaruhi suasana hati kita. Kita bisa memilih untuk merespons dengan tenang dan sopan.