Individu dengan rasa rendah diri lebih mudah tersinggung dan cenderung marah.
6. Sikap Sombong
Sombong dapat memicu marah karena harapan yang berlebihan pada diri sendiri.
Ingatlah bahwa setiap orang memiliki respons yang berbeda terhadap faktor-faktor ini.Â
Ketika seseorang marah, tubuh mengalami berbagai perubahan fisik yang terkait dengan respons "fight-or-flight." Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Detak Jantung Meningkat
- Sistem saraf simpatis mengaktifkan detak jantung agar lebih cepat memompa darah ke otot-otot.
- Hormon epinefrin (adrenalin) juga berperan dalam meningkatkan detak jantung.
2. Pernapasan Cepat
Sistem saraf mengirim sinyal ke paru-paru untuk meningkatkan laju pernapasan.Ini memastikan lebih banyak oksigen masuk ke darah.
3. Peningkatan Tekanan Darah
Pembuluh darah menyempit, meningkatkan tekanan darah. Ini membantu memastikan pasokan darah optimal ke otak dan otot.
4. Peningkatan Kekuatan Otot
- Hormon kortisol memobilisasi energi dengan meningkatkan gula darah.
- Otot-otot siap untuk bertindak.
5. Pupil Memperlebar
Pupil mata membesar untuk meningkatkan penglihatan dan memperhatikan ancaman.
6. Sistem Saraf Simpatik Aktif
Sistem saraf simpatik mengendalikan respons "fight-or-flight."Ini mempersiapkan tubuh untuk menghadapi situasi stres.
Jadi, ketika marah, tubuh kita benar-benar berada dalam mode siaga!
Dan berikut beberapa tips untuk mengelola perasaan marah
1. Teknik Relaksasi
Pertama, Bernapas Dalam-Dalam. Ambil napas dalam-dalam melalui hidung, tahan sejenak, lalu hembuskan perlahan melalui mulut. Ini membantu menenangkan sistem saraf.