Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Operator - Operator Sekolah

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menemukan Masjid Ramah Musafir dengan Fasilitas Lengkap di Banjarnegara

9 Mei 2024   08:04 Diperbarui: 10 Mei 2024   04:34 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Al-Ikhlas, Desa Pesantren, Banjarnegara. (Sumber Gambar: kompasiana.com/Noer Ashari)

Pada hari Senin, 6 Mei 2024, saya bersama rekan-rekan guru dan anak-anak beristirahat di masjid yang terletak di desa pesantren Banjarnegara setelah menikmati sunrise di Dieng, Wonosobo. Perjalanan kami ke Dieng adalah untuk acara perpisahan kelas 9, saya menyebutnya refreshing, hehe

Kami menunggu waktu salat zuhur berjamaah di masjid tersebut dengan niat awal untuk menuju ke pemandian air panas, namun keterbatasan energi membuat kami memilih untuk beristirahat karena kelelahan yang dirasakan.

Kepala sekolah berkata, "Pak supir, jika ada masjid terdekat dari sini, tolong berhenti sejenak ya. Sepertinya anak-anak dan guru-guru butuh istirahat." Pak Supir menjawab, "Oh, baik Bu, siap."

Bus pun berhenti dan kami semua turun, lalu bergegas menuju masjid tersebut.

Bus Pariwisata yang kami gunakan. (Sumber Gambar: kompasiana.com/Noer Ashari)
Bus Pariwisata yang kami gunakan. (Sumber Gambar: kompasiana.com/Noer Ashari)

Setibanya di teras masjid, kami duduk dan meregangkan kaki sejenak. Setelah itu, saya pergi ke toilet untuk membersihkan diri.

Pak Asmawi, Salah satu guru senior di sekolah kami. (Sumber Gambar: kompasiana.com/Noer Ashari)
Pak Asmawi, Salah satu guru senior di sekolah kami. (Sumber Gambar: kompasiana.com/Noer Ashari)

Ketika saya di sana, saya melihat satu toples kopi bubuk hitam, satu toples gula pasir, satu kotak teh lengkap dengan gelasnya, dan dispenser air galon yang dilengkapi dengan air dingin dan air panas.

Jamuan teh dan kopi yang disediakan untuk jamaah dan pengunjung. (Sumber Gambar: kompasiana.com/Noer Ashari)
Jamuan teh dan kopi yang disediakan untuk jamaah dan pengunjung. (Sumber Gambar: kompasiana.com/Noer Ashari)

Jamuan air galon dispenser yang disediakan untuk jamaah dan pengunjung. (Sumber Gambar: kompasiana.com/Noer Ashari)
Jamuan air galon dispenser yang disediakan untuk jamaah dan pengunjung. (Sumber Gambar: kompasiana.com/Noer Ashari)

Tanpa berpikir panjang, saya langsung menyeduh kopi karena mata masih terasa mengantuk, dan kopi bisa menyegarkan mata sekaligus.

Di samping itu, saya kagum karena di sana disediakan juga tempat untuk mengecas handphone. Menurut saya, itu sangat keren. Melihat baterai handphone yang kurang dari 30%, saya langsung mengecasnya.

Tiba di masjid tersebut, saya teringat akan Masjid Jogokariyan yang viral. Meskipun saya belum pernah ke sana tapi masjid itu terkenal dengan program saldo 0 Rupiah, di mana semua kas masjid digunakan sepenuhnya untuk kepentingan umat, seperti penginapan yang nyaman bagi musafir, takjil gratis selama Bulan Ramadan, dan fasilitas lainnya.

Saya yakin masih banyak masjid lain yang memiliki prinsip yang sama namun belum terekspos seperti Masjid Jogokariyan.

Masjid Al-Ikhlas, Desa Pesantren, Banjarnegara. (Sumber Gambar: kompasiana.com/Noer Ashari)
Masjid Al-Ikhlas, Desa Pesantren, Banjarnegara. (Sumber Gambar: kompasiana.com/Noer Ashari)

Meskipun masjid yang saya kunjungi tidak semirip Masjid Jogokariyan, namun saya salut dengan Masjid Al-Ikhlas Pesantren Banjarnegara. Fasilitas yang disediakan seperti air minum, kopi, teh, dan pengisian handphone gratis, meski sederhana, sangat membantu umat terutama para musafir.

Atau mungkin saya salah, mungkin saja masjid yang saya singgahi memiliki program yang serupa dengan Masjid Jogokariyan. Saya mohon teman-teman Kompasianer untuk memberikan koreksi di kolom komentar jika ada kesalahan yang perlu diperbaiki. Karena pada saat itu, saya dan rombongan tidak tinggal lama di masjid tersebut, kami harus segera melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya. Karena waktu yang terbatas, saya tidak sempat berbicara atau berinteraksi dengan pengurus masjid.

Tapi yang pasti menurut saya masjid seperti itu sangat dibutuhkan bagi umat saat ini. Saya sepakat dengan pernyatanya Takmir Masjid Jogokariyan. Dia mengatakan: 

"Pokoknya akhir bulan ada sisa uang masjid segera dihabiskan untuk kebaikan apa yang ada, nggak usah masjid itu mikir minta diberi, masjid itu harus menghidupi, masjid jangan menjadi beban." (Sumber: tiktok.com/@masjidbaitulsalam.btr)

Semoga ke depannya semakin banyak masjid yang serupa dengan masjid di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun