Stereotip gender juga dapat membuat laki-laki merasa bahwa mereka harus menunjukkan rasa sakit mereka secara lebih dramatis untuk mendapatkan pengakuan dan perhatian. Ini bisa terjadi karena ada anggapan bahwa laki-laki biasanya lebih jarang mengeluh tentang rasa sakit, sehingga ketika mereka melakukannya, mereka merasa perlu menekankan tingkat keparahan kondisi mereka.
Disamping itu, stereotip ini juga bisa mempengaruhi bagaimana orang lain merespons laki-laki yang sakit. Mungkin ada kecenderungan untuk menganggap laki-laki yang menunjukkan rasa sakit sebagai lebay karena tidak sesuai dengan citra “kekuatan” yang sering dikaitkan dengan maskulinitas.
Dengan memahami bagaimana stereotip gender memengaruhi persepsi kita, kita bisa menjadi lebih empatik dan responsif terhadap kebutuhan individu, tanpa terikat pada ekspektasi gender yang kaku.
2. Toleransi Rasa Sakit
Mengapa beberapa orang lebih sensitif terhadap rasa sakit daripada yang lain?
Ternyata, kemampuan seseorang dalam merasakan rasa sakit dapat bervariasi secara signifikan. Berikut tiga faktor yang memengaruhi mengapa beberapa orang lebih sensitif terhadap rasa sakit daripada yang lain:
Pertama, Genetik. Variasi genetik memainkan peran penting dalam sensitivitas terhadap rasa sakit. Sejumlah gen tertentu dapat memengaruhi bagaimana tubuh kita mendeteksi dan merespons rangsangan nyeri. Misalnya, ada varian gen Neanderthal yang memperkuat konduksi impuls saraf dan meningkatkan sensitivitas terhadap rasa sakit pada sebagian kecil populasi manusia. (Sumber)
Ini berarti sekitar 31,2 juta orang di dunia mengalami rasa sakit lebih intens daripada mayoritas orang lain.
Kedua, Perbedaan Gender. Perempuan cenderung lebih merasakan sakit daripada laki-laki. Meskipun alasan pastinya belum sepenuhnya dipahami, faktor hormon dan perbedaan struktur saraf mungkin berperan.
Ketiga,Faktor Psikologis. Depresi dan kecemasan dapat membuat seseorang lebih sensitif terhadap rasa sakit. Disamping itu, olahraga juga memengaruhi toleransi terhadap nyeri.
3. Pengalaman Keluarga
Bagaimana pengalaman masa kecil dan lingkungan keluarga memainkan peran dalam perilaku laki-laki saat sakit?
Pengalaman masa kecil dan lingkungan keluarga memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku seseorang, termasuk laki-laki, saat mereka sakit. Berikut adalah tiga cara bagaimana pengalaman ini dapat mempengaruhi: