Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Tata Usaha

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Fakta atau Mitos? Mengapa Laki-laki Terkesan Lebay Saat Sakit?

26 April 2024   16:06 Diperbarui: 26 April 2024   16:15 6137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stereotip gender juga dapat membuat laki-laki merasa bahwa mereka harus menunjukkan rasa sakit mereka secara lebih dramatis untuk mendapatkan pengakuan dan perhatian. Ini bisa terjadi karena ada anggapan bahwa laki-laki biasanya lebih jarang mengeluh tentang rasa sakit, sehingga ketika mereka melakukannya, mereka merasa perlu menekankan tingkat keparahan kondisi mereka.

Disamping itu, stereotip ini juga bisa mempengaruhi bagaimana orang lain merespons laki-laki yang sakit. Mungkin ada kecenderungan untuk menganggap laki-laki yang menunjukkan rasa sakit sebagai lebay karena tidak sesuai dengan citra “kekuatan” yang sering dikaitkan dengan maskulinitas.

Dengan memahami bagaimana stereotip gender memengaruhi persepsi kita, kita bisa menjadi lebih empatik dan responsif terhadap kebutuhan individu, tanpa terikat pada ekspektasi gender yang kaku.

2. Toleransi Rasa Sakit

Mengapa beberapa orang lebih sensitif terhadap rasa sakit daripada yang lain?

Ternyata, kemampuan seseorang dalam merasakan rasa sakit dapat bervariasi secara signifikan. Berikut tiga faktor yang memengaruhi mengapa beberapa orang lebih sensitif terhadap rasa sakit daripada yang lain:

Pertama, Genetik. Variasi genetik memainkan peran penting dalam sensitivitas terhadap rasa sakit. Sejumlah gen tertentu dapat memengaruhi bagaimana tubuh kita mendeteksi dan merespons rangsangan nyeri. Misalnya, ada varian gen Neanderthal yang memperkuat konduksi impuls saraf dan meningkatkan sensitivitas terhadap rasa sakit pada sebagian kecil populasi manusia. (Sumber

Ini berarti sekitar 31,2 juta orang di dunia mengalami rasa sakit lebih intens daripada mayoritas orang lain.

Kedua, Perbedaan Gender. Perempuan cenderung lebih merasakan sakit daripada laki-laki. Meskipun alasan pastinya belum sepenuhnya dipahami, faktor hormon dan perbedaan struktur saraf mungkin berperan.

Ketiga,Faktor Psikologis. Depresi dan kecemasan dapat membuat seseorang lebih sensitif terhadap rasa sakit. Disamping itu, olahraga juga memengaruhi toleransi terhadap nyeri.

3. Pengalaman Keluarga

Bagaimana pengalaman masa kecil dan lingkungan keluarga memainkan peran dalam perilaku laki-laki saat sakit?

Pengalaman masa kecil dan lingkungan keluarga memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku seseorang, termasuk laki-laki, saat mereka sakit. Berikut adalah tiga cara bagaimana pengalaman ini dapat mempengaruhi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun