Kedua, preferensi untuk kesendirian. Banyak individu dengan IQ tinggi dan EQ rendah yang lebih memilih untuk sendiri daripada berada dalam pertemuan sosial. Mereka merasa nyaman dalam dunia pikiran dan ide mereka sendiri, dan interaksi sosial kadang-kadang bisa terasa melelahkan atau bahkan tidak perlu bagi mereka.
Ketiga, Dr. Sheldon Cooper. Dalam sitkom televisi The Big Bang Theory, Dr. Sheldon Cooper adalah contoh karakter dengan IQ tinggi namun EQ rendah. Meskipun dia adalah seorang jenius, dia seringkali kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Penting di garis bawahi bahwa setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda. Cerita-cerita di atas hanyalah beberapa contoh dari bagaimana IQ tinggi dan EQ rendah dapat memengaruhi kehidupan seseorang.
Apa langkah-langkah yang bisa diambil untuk meningkatkan EQ seseorang?
Berikut adalah empat langkah yang menurut penulis paling penting dalam meningkatkan EQ:
Pertama, kesadaran diri (self-awareness). Mengenali dan memahami emosi Anda sendiri adalah langkah pertama dalam meningkatkan EQ. Anda bisa mencoba untuk mencatat perasaan Anda setiap hari atau melakukan meditasi untuk meningkatkan kesadaran diri.
Kedua, pengaturan diri (self-regulation). Setelah Anda sadar akan emosi Anda, Anda bisa mulai mengelola emosi tersebut. Ini bisa berarti belajar cara meredakan stres, mengendalikan impuls, atau beradaptasi dengan perubahan.
Ketiga, kesadaran sosial (social awareness). Ini melibatkan pemahaman dan empati terhadap emosi orang lain. Anda bisa mencoba untuk lebih memperhatikan bahasa tubuh orang lain, atau berlatih mendengarkan dengan empati.
Keempat, pengelolaan hubungan (relationship management). Kemampuan ini melibatkan membangun dan mempertahankan hubungan yang baik, berkomunikasi dengan jelas, dan bekerja dengan baik dalam tim. Anda bisa berlatih keterampilan komunikasi, seperti mendengarkan aktif dan berbicara dengan jelas dan sopan.
Kesimpulannya adalah, IQ (Intelligence Quotient) mengukur kemampuan kognitif seseorang, seperti penalaran, pemecahan masalah, dan memori. Sementara itu, EQ (Emotional Quotient) mengukur kemampuan seseorang untuk memahami dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain.
Meskipun orang dengan IQ tinggi sering dianggap pintar dan mampu mencapai kesuksesan di bidang akademis dan profesional, jika mereka memiliki EQ rendah, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, menyelesaikan konflik, dan membuat keputusan yang bijaksana.