Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Tata Usaha

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

IQ Tinggi tapi EQ Rendah? Waspada Bahaya Berpikir Terlalu Logis!

8 Maret 2024   14:28 Diperbarui: 8 Maret 2024   14:53 2004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengambarkan seorang yang pintar IQ nya. (Sumber Gambar: pexels.com/Yan Krukau)

Pertama, pola pikir negatif. Berpikir terlalu logis dapat memicu pola pikir negatif atau irasional. Pola pikir ini dapat berkontribusi pada penurunan motivasi, penurunan harga diri, dan masalah seperti kecemasan, depresi, dan penyalahgunaan zat.

Kedua, kesulitan dalam pengambilan keputusan. Orang yang cenderung berpikir terlalu logis mungkin mengalami kesulitan dalam membuat keputusan, termasuk keraguan berlebihan. Mereka mungkin juga merasa sulit untuk berkonsentrasi, merasa gelisah, dan sering mencari jaminan berulang dari orang lain.

Ketiga, dampak pada hubungan interpersonal. Berpikir terlalu logis dapat mempengaruhi hubungan interpersonal. Misalnya, orang yang berpikir terlalu logis mungkin merasa sulit untuk memahami dan merespon emosi orang lain.

Keempat, pengaruh pada harga diri. Berpikir terlalu logis dapat berkontribusi pada harga diri yang rendah. Ini dapat membuat seseorang merasa tidak efektif dalam dunia.

Kelima, kecemasan dan depresi. Pola pikir negatif yang dihasilkan dari berpikir terlalu logis dapat berkontribusi pada kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).

Penelitian yang diterbitkan dalam Cognitive Therapy and Research menemukan bahwa kecemasan dan perasaan kewalahan dapat memprediksi perilaku self-injury (merusak diri sendiri) ketika disertai dengan pemikiran negatif berulang. Pemikiran negatifnya itu mencerminkan pemikiran seseorang yang teramat kritis (logis) sehingga menjadi pemikiran negatif.

Penelitian ini menunjukkan bahwa berpikir terlalu logis atau berpikir negatif berulang dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan kita.

Ini adalah salah satu contoh nyata dari dunia pendidikan tentang bagaimana IQ tinggi tapi EQ rendah mempengaruhi kehidupan seseorang. Dalam konteks pendidikan, siswa dengan IQ tinggi namun EQ rendah mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya atau guru. Mereka mungkin unggul secara akademik, tetapi kurang dalam keterampilan sosial dan emosional 

Dan berikut adalah beberapa cerita pribadi dan pengalaman orang-orang yang memiliki IQ tinggi tapi EQ rendah:

Pertama, kesulitan dalam menyampaikan emosi. Salah satu perilaku yang paling umum dari individu dengan IQ tinggi tapi EQ rendah adalah kesulitan mereka dalam menyampaikan perasaan. 

Mereka mungkin tampak acuh tak acuh atau terpisah, bukan karena mereka tidak peduli, tetapi hanya karena mereka tidak tahu bagaimana menyampaikan emosi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun