Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Tata Usaha

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Split Bill, Solusi atau Alibi?

30 Januari 2024   14:18 Diperbarui: 3 Februari 2024   20:20 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Split bill adalah konsep di mana dua orang yang berkencan berbagi biaya makan atau kegiatan lainnya secara merata. Konsep ini semakin populer di Indonesia, terutama di kalangan anak muda.

Ada beberapa alasan mengapa split bill menjadi populer. Pertama, split bill dianggap sebagai cara yang praktis dan adil untuk berbagi biaya. Kedua, split bill dianggap sebagai cara untuk menghindari kesan bahwa salah satu pihak lebih kaya atau lebih miskin dari pihak lainnya.

Namun, split bill juga menimbulkan beberapa pertanyaan. Apakah split bill merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ekonomi dalam hubungan? Atau, apakah split bill hanyalah alibi untuk menutupi kekurangan ekonomi?

Topik ini penting untuk dibahas karena menyangkut aspek ekonomi, sosial, dan budaya. Split bill dapat berdampak pada hubungan, terutama jika tidak dibicarakan dengan baik oleh kedua belah pihak.

Split Bill Sebagai Solusi

Split bill dapat menjadi solusi untuk beberapa masalah, antara lain:

1. Masalah Ekonomi

Dalam hubungan yang heteroseksual, biasanya laki-lakilah yang diharapkan untuk membayar untuk kencan. Hal ini dapat menimbulkan masalah bagi pasangan yang memiliki kondisi ekonomi yang berbeda. Laki-laki yang memiliki kondisi ekonomi lebih baik mungkin merasa terbebani karena harus selalu membayar untuk kencan. Sementara itu, perempuan yang memiliki kondisi ekonomi lebih baik mungkin merasa tidak nyaman untuk menerima pembayaran dari laki-laki.

Split bill dapat membantu untuk mengatasi masalah ini. Split bill dapat membantu untuk memastikan bahwa kedua belah pihak membayar dengan jumlah yang sama, terlepas dari kondisi ekonomi mereka. Hal ini dapat membantu untuk menciptakan hubungan yang lebih adil dan setara.

2. Masalah Gender

Dalam budaya tradisional, laki-laki sering dianggap sebagai pihak yang harus menafkahi perempuan. Hal ini dapat menimbulkan ekspektasi bahwa laki-laki harus selalu membayar untuk kencan. Ekspetasi ini dapat membuat perempuan merasa tidak nyaman untuk membayar untuk kencan.

Split bill dapat membantu untuk mengatasi masalah ini. Split bill dapat membantu untuk menghilangkan ekspektasi bahwa laki-laki harus selalu membayar untuk kencan. Hal ini dapat membantu untuk menciptakan hubungan yang lebih egaliter dan setara.

3. Masalah kesetaraan

Dalam hubungan yang sehat, kedua belah pihak harus memiliki peran dan tanggung jawab yang sama. Namun, dalam beberapa kasus, salah satu pihak mungkin merasa bahwa mereka harus melakukan lebih banyak untuk hubungan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun