Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Tata Usaha

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kemiskinan dan Anak: Sebuah Tragedi yang Tak Boleh Dibiarkan Terulang

29 Januari 2024   16:39 Diperbarui: 29 Januari 2024   16:40 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemiskinan juga dapat menyebabkan anak tidak dapat mengakses pendidikan. Menurut data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, pada tahun 2022, terdapat 1,8 juta anak usia 7-12 tahun yang tidak bersekolah. Anak-anak ini kebanyakan berasal dari keluarga miskin yang tinggal di daerah pedesaan.

Kemiskinan juga dapat mendorong orang tua untuk mengeksploitasi anak-anak mereka. Anak-anak dapat dipaksa untuk bekerja, menikah di usia muda, atau bahkan menjadi korban perdagangan anak.

2. Dampak Tidak Langsung

Dampak tidak langsung kemiskinan terhadap anak-anak dapat berupa:

  • Perilaku antisosial
  • Kekerasan dalam rumah tangga
  • Pernikahan dini
  • Kenakalan remaja

Kemiskinan dapat menyebabkan anak-anak menjadi lebih rentan terhadap perilaku antisosial, seperti kenakalan remaja dan tindak kriminal. Hal ini disebabkan oleh rasa frustrasi dan tekanan yang dialami oleh anak-anak akibat kemiskinan.

Kemiskinan juga dapat meningkatkan risiko kekerasan dalam rumah tangga. Orang tua yang miskin seringkali merasa tertekan dan frustasi, sehingga mereka lebih mungkin untuk mengekspresikan emosi negatif mereka dengan cara yang tidak sehat, yaitu dengan melakukan kekerasan terhadap anak-anak mereka.

Kemiskinan juga dapat mendorong anak-anak untuk menikah di usia muda. Anak-anak yang berasal dari keluarga miskin seringkali merasa bahwa menikah di usia muda adalah satu-satunya cara untuk keluar dari kemiskinan.

Salah satu contoh misalnya:

Maher, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun, tinggal bersama ayah dan ibunya di Jakarta. Ayah dan ibunya adalah pedagang kaki lima yang penghasilannya pas-pasan. Maher terpaksa harus mengamen di jalanan untuk membantu ayah dan ibunya memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Contoh di atas merupakan sebagian kecil dari banyaknya cerita yang menggambarkan dampak kemiskinan terhadap anak-anak di Indonesia. Kemiskinan telah merenggut masa depan banyak anak, dan kita perlu bertindak untuk mengurangi dampak tersebut.

Kemiskinan yang menjerumuskan anak-anak pada situasi sulit merupakan tragedi kemanusiaan yang tak boleh terulang karena beberapa alasan berikut:

1. Mencederai hak-hak Dasar Anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun