Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Tata Usaha

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Inilah Alasan Mengapa Anda Tidak Harus Fanatik kepada Satu Golongan Partai Politik Tertentu

30 Oktober 2023   16:23 Diperbarui: 30 Oktober 2023   16:25 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk orang yang terlalu fanatik terhadap golongan partai politik tertentu apalagi ia hanya orang biasa, bahkan partai yang dicintainya pun tidak mengenalnya. Itu sangat rentan terhadap perbedaan pendapat/perbedaan pandangan. Jangankan Anda orang di luar partai, orang dalam partainya pun sering sekali berbeda pendapat antara satu sama lain.

Jadi untuk apalah Anda terlalu fanatik terhadap satu partai politik tertentu apalagi Anda itu bukan siapa-siapa bagi partainya.

Di bawah ini  adalah alasan yang bisa dibilang penting banget kenapa Anda nggak usah terlalu fanatik dengan satu partai politik tertentu.

Februari 2024 akan ada pemilu di Negeri kita tercinta ini, di mana pemilu tersebut tinggal beberapa bulan lagi dari sekarang.

Di mana di dalam pemilu tersebut masing-masing partai mempunyai capres dan cawapresnya sendiri.

Kalau ingin menjadi presiden di Indonesia saat ini harus melalaui parpol, kalau tidak ada parpol maka mustahil untuk mencalonkan sendiri untuk menjadi capres atau cawapres tanpa usungan dari parpol tertentu. Di sinilah poinnya, 

Apakah pemilu di Indonesia ini berpengaruh bagi rakyat biasa?

Ilustrasi Pemilu, Foto: BakTINews
Ilustrasi Pemilu, Foto: BakTINews

Di lihat pengaruh atau tidaknya bisa kita nilai dari sini, sebut saja ketika Pak SBY di angkat presiden sampai Pak SBY digantikan oleh Pak Jokowi sebagai presiden, apa dampaknya?

Ya biasa-biasa saja, yang miskin tetap miskin, yang kaya tetap kaya, jadi biasa-biasa saja nggak ngaruh kan?

Saya perjelas lagi, yang tukang dagang batagor, tukang siomay, tukang cendol, ya tetap tukang dagang batagor, siomay dan cendol. Kalaupun mereka bisa kaya bukan karena presiden ganti, tapi itu murni usaha mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun