Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Operator - Operator Sekolah

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rindu Sosok Pejabat Negara yang Pernah Berkata "Pemahaman Nenek Lu"

18 Oktober 2023   12:09 Diperbarui: 18 Oktober 2023   12:14 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pejabat Negara, Foto: petisi.co

Singkatnya Pejabat Negara itu adalah Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota.

Teman-teman kompasianer pastinya sudah tidak asing lagi dengan sosok pejabat negara yang pernah bilang “ pemahaman nenek lu”.

Mungkin kata “pemahaman nenek lu” terdengar kurang sopan dan tidak santun di negara kita ini, negara adat ketimuran yang sangat menjunjung tinggi norma sopan santun, apalagi kata-kata itu terucap dari sosok pejabat negara yang saat itu pada tahun 2015 sedang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta

Sesorang pejabat semestinya harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat di daerahnya, salah satunya ialah menjaga etika dalam berkata dan berucap.

Namun taukah Anda pejabat juga manusia pasti pernah blunder, termasuk blunder dalam berkata-kata. Entah memang sudah kebiasaan atau karena emosi saja, karena ada sesuatu hal yang membuat emosinya mencuap-cuap?

Mari sedikit kita bahas,

Jadi Pejabat Negara adalah sosok yang sangat penting, setidaknya ada 6 faktor yang membuat Pejabat Negara itu begitu penting, diantaranya:

1. Sebagai Pemimpin dan Pengambil Keputusan

Pejabat negara sebagai pemimpin tertinggi di wilayahnya atau di daerahnya sangat bertanggung jawab atas pengambilan keputusan untuk kemajuan wilayahnya.

2. Pelaksana Kebijakan

Pejabat negara bertanggung jawab untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang telah disepakati oleh undang-undang. Mereka harus memastikan bahwa kebijakan-kebijakan tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif. Meskipun tidak 100% kebijakannya tidak harus terlaksanakan, tapi kalau sudah mencapai angka di atas 50% itu sudah lumayan. Bagaiama menurut kompasianer?

3. Penegak Hukum

Pejabat negara memiliki tanggung jawab dalam menjaga ketertiban hukum dan menegakkan hukum (di wilayahnya). Mereka harus memastikan bahwa aturan hukum ditegakkan dan keadilan dijalankan.

4.Pembuatan Anggaran

Pejabat negara, terutama menteri keuangan dan pihak-pihak terkait, bertanggung jawab untuk merancang dan mengelola anggaran negara atau daerah. Ini termasuk alokasi dana untuk sektor-sektor seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan lainnya. Dan juga wajib memastikan apakah Anggaran itu sesuai maupun tepat sasaran.

5.Pemberian Layanan Publik

Yang mesti diingat oleh seorang pejabat ialah Pelayan Publik atau Pelayan Rakyat, pejabat itu melayani bukan dilayani. Pejabat Negara  bertanggung jawab untuk menyediakan layanan publik kepada warganya, seperti pendidikan, perawatan kesehatan, transportasi, dan keamanan. Pejabat negara harus memastikan bahwa setiap layanan berjalan dengan lancar dan efisien.

Selain kata “ Pemahaman Nenek Lu “ yang viral di media online, pejabat yang satu ini pernah suatu ketika dibilang anjing karena permasalan Masalah Pembahasan Anggaran DKI Jakarta. Namun pejabat ini menanggapinya dengan santuy mengibaratkan dirinya sebagai anjing galak penjaga rumah yang siap mati mengamankan harta yang ada dirumahnya apabila ada maling yang mencoba mencurinya. Sumber: (jakartabisnis.com)

6.Perwakilan dan Kepentingan Masyarakat

Pejabat negara adalah perwakilan masyarakat yang dipilih atau ditunjuk untuk memajukan kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Mereka harus mendengarkan masukan dari warga dan rakyatnya.
Jadi keputusan dan kebijakan yang ia ambil harus berdasarkan kepentingan rakyat, bukan kepentingan pribadi, keluarganya, kelompoknya maupun partainya sekalipun.

Atas dasar keenam faktor ini, dari pengambil keputusan hingga mewakili kepentingan rakyat, wajar nggak sih kalau pejabat negara yang membela rakyatnya itu, emosinya meledak saat melihat kebijakan yang merugikan warganya? Silakan jawab di dalam hati di kolom komentar juga boleh.

Jadi kesimpulannya, Sopan Santun di Negeri ini memang harus diutamakan karena budaya kita adalah budaya yang sangat menjunjung tinggi sopan santun.

Tetapi apakah Sopan Santun itu juga berlaku untuk yang akan melakukan korupsi atau bahkan untuk yang korupsi sekalipun?

Penulis jadi teringat kembali oleh seorang Tik Toker yang bernama Bima Yudho yang mengkritik Pejabat Negara di tempat di mana ia dilahirkan. 

Ternyata sosok Bima Yudho tidak jauh dari sang ayah yang ketika video anaknya itu viral di jagat media sosial, sang ayah membela anaknya dengan berkata 

"Gini apa artinya orang itu baik sopan santun tapi berkorupsi, dia berbicara dengan kotor tapi tidak korupsi dia jujur, logis, tegas, berani, bagaimana, ini yang saya tanyakan," tegas Juliman (Ayah Bima). Sumber: (intipseleb.com)

Untuk saat ini menurut penulis, kita membutuhkan sosok pejabat negara yang tegas, berani, logis dan jujur.

Kalau sudah mempunyai 4 karakteristik di atas, saya rasa siapa pun orangnya, ia pantas untuk maju sebagai calon pejabat negara, bukan hanya sekedar modal sopan santun saja.

Noer - Jakarta, 18 Oktober 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun