Burnley, yang dipimpin oleh legenda Manchester City, Vincent Kompany, meraih kejayaan sebagai juara divisi Championship musim lalu.Â
Mereka dipuji saat meraih promosi ke Premier League.Â
Namun, cerita ini berubah ketika mereka dihantam lima gol oleh Tottenham Hotspur pada pertandingan Sabtu malam (2/9).
Vincent Kompany mendapatkan pujian dari seluruh dunia karena mampu memastikan Burnley promosi ke Premier League dengan tujuh pekan tersisa di divisi kedua sepak bola Inggris.Â
Namun, setelah tiga pertandingan di divisi paling atas Inggris, terlihat bahwa Premier League sangat berbeda dengan Championship.
Kompany telah mengadopsi filosofi bermain terbuka, yang merupakan kebalikan dari pendekatan bertahan yang umumnya diakui sebagai strategi sukses di Premier League.Â
Namun, hasilnya tidak sesuai harapan, Burnley menelan kekalahan 2-5 dari skuad Ange Postecoglou, yang juga mengusung permainan terbuka.Â
Bahkan, tiga dari lima gol Spurs datang dari sang kapten, Son Heung-min.
Melihat data permainan, terlihat bahwa Kompany tetap setia pada filosofi menyerangnya, bahkan ketika timnya tertinggal 1-2 di akhir babak pertama.Â
Di paruh kedua, tiga gol lagi dicetak oleh Tottenham, termasuk dua gol oleh Son Heung-min dalam waktu yang singkat.
Meskipun kedua tim memiliki penguasaan bola yang relatif seimbang (46% untuk Burnley dan 54% untuk Spurs), perbedaan terletak pada serangan yang tepat sasaran.Â
Tottenham memiliki efisiensi pertahanan yang lebih baik.
Burnley mampu melepaskan 16 tembakan ke arah gawang, hanya 4 tembakan yang tepat sasaran dan 2 diantaranya menjadi gol.
Sedangkan Spurs melepaskan tembakan lebih banyak, yaitu dengan 20 tembakan ke gawang, 10 tepat sasaran dan 5 diantaranya dapat dikonversikan menjadi gol.Â
Burnley sebenarnya mencetak gol lebih dulu melalui Lyle Foster pada menit keempat.Â
Tapi keunggulan itu tidak bertahan lama, sebelum turun minum Burnley kecolongan 2 gol dari Tottenham Hotspur.
Hasil buruk ini membuat Burnley menempati posisi terbawah klasemen Premier League dengan nilai nol.Â
Vincent Kompany mungkin perlu mempertimbangkan kembali filosofi permainannya yang sangat menyerang, yang belum memberikan poin bagi timnya dalam tiga pertandingan pertamanya di Premier League.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H