Mohon tunggu...
Noeradji Prabowo
Noeradji Prabowo Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Konsultan manajemen dengan pengalaman membantu berbagai industri/jasa perusahaan di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Efek Pengamat/Penonton & Komentar di Media Sosial

18 April 2024   11:55 Diperbarui: 18 April 2024   12:09 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Efek pengamat" atau "Efek penonton" mengacu pada konsep dalam fisika di mana pengamatan terhadap suatu fenomena atau sistem akan mengubahnya dalam beberapa cara. Hal ini sering dibahas dalam konteks mekanika kuantum, di mana tindakan pengukuran atau observasi dapat mempengaruhi hasil sistem kuantum. Intinya, dengan mengukur atau mengamati partikel kuantum, kita mengganggunya dan mengubah keadaannya. Hal ini mempunyai implikasi besar terhadap pemahaman kita tentang hakikat fundamental realitas dan peran kesadaran di alam semesta. Namun, penting untuk dicatat bahwa efek pengamat tidak hanya terjadi pada mekanika kuantum; hal ini juga dapat terjadi dalam domain ilmiah lain dan kehidupan sehari-hari.

"Efek pengamat" adalah isu dalam psikologi sosial bahwa orang cenderung tidak membantu korban kecelakaan ketika ada orang lain yang hadir, dan semakin banyak pengamat, semakin kecil kemungkinan salah satu dari mereka akan membantu. Beberapa faktor seperti ambiguitas, kohesi kelompok, dan penyebaran tanggung jawab dapat mempengaruhi efek pengamat dan mengurangi intensitasnya.

Contoh paling terkenal dari efek penonton dalam psikologi adalah pembunuhan seorang wanita muda bernama Catherine Genovese. Catherine diserang di ambang pintu apartemennya dalam perjalanan pulang kerja pada hari Jumat, 13 Maret 1964. Penyerang melukainya dengan pisau dan Catherine berteriak minta tolong beberapa kali. Namun, tak satu pun dari puluhan orang yang mendengarnya berteriak di apartemen sebelah menelepon polisi untuk segera melaporkan kejadian tersebut. Penyerangan terjadi sekitar pukul 03.20, namun tepat setengah jam kemudian, tepatnya pukul 03.50, akhirnya ada yang menelepon polisi.

Dari cerita Catherine, kita dapat melihat bahwa sebagian besar saksi tidak melaporkan kejadian tersebut sebagaimana mestinya, karena mereka mengetahui ada saksi lain di sekitar yang tidak berbuat apa-apa.

Untuk lebih memahami efek penonton, perhatikan contoh berikut. Misalkan Anda mengemudi di jalan yang sepi pada pagi hari. Di pinggir jalan, terlihat sebuah mobil yang membawa sebuah keluarga keluar dari jalan raya dan terguling, dan nampaknya penghuninya membutuhkan pertolongan segera. Seberapa besar kemungkinan Anda membantu mereka atau menghubungi kelompok dukungan?

Sekarang anggaplah hal yang sama terjadi pada siang hari di jalan yang sibuk. Apa reaksimu kali ini? Apakah Anda masih terburu-buru membantu dan menghubungi kelompok bantuan? Atau Anda berkata pada diri sendiri: "Akhirnya, di antara mereka yang lewat di sini, ada yang berhenti dan membantu!".

Tampaknya seiring bertambahnya jumlah penonton, kemungkinan dan motivasi untuk membantu menurun. Inilah yang disebut sebagai efek pengamat. Seringkali ketika terjadi kekacauan, orang-orang cenderung melihat sekeliling mereka dan ketika mereka melihat bahwa tidak ada orang lain yang bereaksi, mereka percaya bahwa tidak ada tindakan yang diperlukan.

Ada contoh lain, pada waktu team building, ketika memberikan tanggung jawab atau tugas kepada anggota tim, efek bystander muncul dan terlihat dengan sendirinya. Sangat penting bagi pemimpin tim atau manajer untuk menetapkan tugas dengan jelas kepada anggota timnya. Seharusnya tidak ada ruang untuk ambiguitas dan pembagian tanggung jawab. Kita dapat menyimpulkan dari contoh Catherine di atas bahwa "tanggung jawab setiap orang bukanlah tanggung jawab siapa pun".

Pemimpin tim yang ingin membangun tim berkinerja tinggi harus selalu memastikan bahwa mereka mengomunikasikan tanggung jawab mereka dengan jelas kepada setiap anggota tim. Namun ketika pembagian tugas dalam tim tidak dilakukan dengan baik, bentuk spectator effect yang lebih sederhana dan ringan juga terlihat dalam kerja sama tim.

Kerja tim bukan berarti semua orang bertanggung jawab atas semua tugas dalam waktu bersamaan dan tidak ada pembagian tugas dan hierarki. Jika kita mengacaukan kerja tim dengan kerja kelompok dan menghindari pembagian serta penentuan tugas dan tanggung jawab yang tepat karena pertimbangan, persahabatan, konfrontasi, atau kesalahpahaman tentang konsep tim, bukan tidak mungkin kita akan mengalami efek penonton. Ini berarti bahwa ketika masalah, krisis dan tantangan muncul dalam perjalanan mencapai tujuan, setiap orang menunggu pihak lain untuk membicarakannya dan mengambil tindakan untuk memecahkan masalah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun