Belum hilang sore di pelupuk mata, pesan itu... seakan merengut bahagianya.
Ia berjalan menyusuri jalan setapak yang berbeton, memaki setiap kesialan yang singgah sore itu.
Mulutnya tak kunjung reda berkomat-kamit melafalkan seluruh isi kebun binatang.
"Ah rasanya sial sekali" ucapnya berulang kali.Â
Dari ufuk timur gelap mulai menyelimuti bumi, malu-malu sang senja yang cantik namun penuh makian itu mulai menghilang.
Langkah kakinya kian cepat kian tak menentu.Â
Kadang tersandung, namun seimbang kembali.Â
Hatinya kian membengkak merasakan kesal hanya karena mendapat pesan yang memintanya untuk kembali.Â
Tidak.. itu lebih seperti perintah.Â
Karena bila di tentang akan berubah menjadi makian.Â
Oh.. Â kasian sekali nasibnya, Â setelah di dorong jauh, berjalan jauh, berlari, bahkan terjatuh-berdarah.Â