Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Alasan Mengapa Kegiatan Bersih-bersih Tidak untuk Perkembangan Anak Usia Dini

13 September 2024   21:12 Diperbarui: 13 September 2024   22:32 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayah -- bunda sering pusing melihat Ananda balita yang bermain dengan mainannya sampai berserakan? Lalu berpikir untuk mengajari sedari dini untuk melakukan kegiatan bersih-bersih?.

Sejatinya kebersihan adalah sebuah Pelajaran penting agar anak usia dini terbiasa dengan kebersihan. Mengajarkan anak-anak untuk bersih-bersih rumah merupakan salah satu keterampilan yang perlu diajarkan sejak anak masih berusia dini. Selain anak-anak dapat membantu meringankan beban tugas rumah tangga, mengajari anak untuk membersihkan rumah juga membantu mereka membangun rasa tanggung jawab, kemandirian, dan keterampilan hidup yang penting.

Namun kegiatan bersih-bersih yang dimaksud disini adalah tentang bagaimana anak-anak usia dini diajarkan untuk membersihkan setiap mainan setelah mereka bermain. Namun meminta anak-anak usia dini untuk berhenti bermain dan merapikan mainan yang telah mereka mainkan bukanlah sebuah ide yang baik loh ayah dan bunda. Berikut adalah beberapa alasan yang mungkin bisa didiskusikan tentang cara dan waktu yang tepat mengajari Ananda balita membereskan mainannya.  

BERMAIN ADALAH DUNIA ANAK

Tentu kita semua akan bersepakat dengan hal ini. Bahwa bermain adalah dunia anak-anak. Bayangkan ketika kita sedang asyik bermain dengan sesuatu yang kita sukai, lalu tiba-tiba ada orang yang menyuruh berhenti. Tentu ada perasaan enggan dan kesal untuk mengakhirinya. Bagi anak-anak, bermain adalah kegemaran mereka, cara mereka bereksplorasi dan belajar. Jadi, ketika kita mengatakan, "waktunya bersih-bersih!", itu seperti menarik mereka keluar dari dunia penemuan mereka. Kesenangan yang terjeda bukanlah pengalaman psikologis yang baik untuk mereka. Ini bukan hanya tentang bagian-bagian atau balok-balok yang lepas: Ini tentang meninggalkan sesuatu yang sangat mereka sukai.

WAKTU ITU MENIPU

Anak-anak masih mencari tahu bagaimana waktu bekerja. Mereka bahkan belum paham tentang konsep waktu. Gagasan untuk menghentikan satu hal dan memulai hal lain bukanlah hal sesederhana itu bagi mereka. Jadi ketika ayah-bunda menganggap waktu bermain telah usai, ada yang tercerabut dari pengalaman dan kesenangan mereka. Waktu bersih-bersih bisa terasa seperti perubahan yang tiba-tiba dan membingungkan. Mereka belum memiliki pemahaman yang jelas tentang urutan dan transisi seperti yang dimiliki oleh orang dewasa, sehingga mengganti waktu tidak selalu mudah. Ingatlah, bahwa waktu itu abstrak dan anak-anak tidak sepenuhnya memahami konsep abstrak sampai ke otak mereka hingga mereka berusia sekitar tujuh tahun.

BELAJAR KETERAMPILAN BARU

Waktu bersih-bersih membutuhkan banyak keterampilan - seperti perencanaan, fokus, mengingat instruksi, dan bekerja sama dengan orang lain. Ini adalah bagian dari apa yang kita sebut "keterampilan fungsi eksekutif," yang masih dalam tahap perkembangan bagi anak-anak. Meminta mereka untuk mengelola semua tugas ini sekaligus? Itu adalah permintaan yang besar loh ayah bunda! Mungkin jika dilakukan sambil bermain dan menghibur mereka untuk menjadi permainan masih bisa ok.

EMOSI BESAR

Percayakah bahwa sebenarnya bermain adalah hal yang serius bagi anak kecil dan balita? Bermain adalah cara mereka mengekspresikan diri dan menavigasi emosi mereka. Jadi, ketika kita mengatakan kepada mereka bahwa sudah waktunya untuk bersih-bersih, kita mungkin akan mengganggu sesuatu yang secara emosional penting bagi mereka. Tidak heran jika mereka mungkin merasa frustrasi atau malah tantrum juga saat waktu bermainnya dinyatakan usai. Mereka tidak hanya kehilangan waktu bermain, tetapi mereka juga kehilangan sesuatu yang sangat penting.

TANTANGAN FISIK

Mengambil mainan, menyortirnya, menaruhnya di tempat yang tepat, kedengarannya sederhana ya ayah dan bunda?. Namun bagi anak usia dini dan balita, ini bisa menjadi tantangan fisik yang nyata. Mereka masih mengembangkan keterampilan motorik halus dan koordinasi, jadi apa yang tampak seperti tugas yang mudah bagi kita, namun sebenarnya bisa sangat rumit bagi mereka. Karenanya penting bagi orangtua untuk memahaminya.

HARAPAN PEMBELAJARAN

Gagasan bahwa "semua orang membantu" atau "kita semua membersihkan bersama" bukanlah sesuatu yang secara otomatis didapatkan anak-anak. Mereka secara alami lebih fokus pada kebutuhan dan minat mereka sendiri, jadi memahami ekspektasi sosial ini adalah sebuah proses pembelajaran.karena memang diusianya, mereka masih memikirkan diri sendiri (self center).  Butuh waktu bagi mereka untuk memahami konsep bahwa mereka perlu berkontribusi dalam upaya kelompok.

Alih-alih meminta mereka untuk terampil dalam bersih-bersih sejak dini, bagaimana jika ayah dan bunda lebih terlibat dalam permainan mereka sambil membimbing untuk membiasakan bersih-bersih tanpa tujuan bahwa kelak mereka bisa menyadari untuk bersih-bersih. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun