Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Haruskah Seorang Anak Belajar dan Memahami Cara Kerja Kalender?

5 September 2024   17:34 Diperbarui: 6 September 2024   08:52 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kalender. (Freepik)

Sebagai guru untuk pendidikan anak usia dini, pastilah bapak dan ibu guru sangat kesulitan untuk menerangkan tentang konsep hari dan jam atau waktu kepada anak-anak usia dini. Seorang anak usia dini biasanya akan kesulitan dalam bercerita ketika harus menentukan kapan itu dilakukan atau yang berkaitan dengan hari dan jam.

Mengajarkan dan meminta anak usia dini memahami konsep waktu tentu sangat penting dilakukan. Karena dengan memahami konsep waktu maka akan dapat membantu anak usia dini menjadi lebih bertanggung jawab atas tindakan dan penggunaan waktunya. 

Selain itu pula, waktu adalah sesuatu yang sangat dekat dari kehidupan yang kita jalani setiap harinya. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun akan melibatkan dan memperhitungkan waktu saat menjalani setiap aktivitas dan kegiatan.

Memahami dan mengajarkan kepada anak-anak tentang waktu membutuhkan berapa lama waktu yang akan dihabiskan seorang anak dalam waktu kalender. Selama dua tahun prasekolah dan tahun pertama taman kanak-kanak jika mereka memiliki waktu kalender setiap hari sepanjang tahun ajaran. 

Dikutip dari First Cry Parenting, pada umumnya anak-anak sudah mulai memahami konsep waktu sekitar usia 4 sampai dengan 5 tahun. Namun ada beberapa anak yang sudah bisa mengembangkan pemahaman waktu lebih cepat dari itu. 

Dibutuhkan waktu yang lebih baik atau sekitar penggunaan yang baik dari 120 jam pembelajaran secara keseluruhan. Namun menurut saya, jika seorang anak benar-benar memahami konsep waktu yang sangat abstrak, mereka sebenarnya dapat mempelajari konsep kalender dalam beberapa jam.

Dokumentasi pribadi Noenky
Dokumentasi pribadi Noenky

Pada usia ini, sebenarnya anak dapat mulai memahami perbedaan antara jangka waktu pendek dan panjang. Seperti kata-kata 'barusan saja', 'tadi itu', dan lain-lain. Anak usia dini juga mulai bisa mencocokkan kata-kata tentang waktu, seperti 'pagi', 'siang', dan 'malam'. Dan melalui frase inilah mereka dapat membedakan waktu yang diterapkan dengan rutinitas sehari-hari. Seperti waktu sarapan di pagi hari, makan siang, dan tidur di malam hari. Sesederhana itu konsep awal yang mereka pahami.

Seiring bertambahnya usia anak, ketika mencapai usia 5 hingga 7 tahun, maka mereka akan mulai semakin memahami tentang konsep waktu. Seperti perbedaan antara menit dan jam, hingga mulai mengetahui waktu pada jam dan angka secara detil.

Namun sepertinya ini hanya membuang-buang waktu saja jika kita menghabiskan waktu untuk anak usia dini memahami konsep waktu secara detil. Karena mereka memang akan sulit untuk segera memahaminya. Terutama ketika, jika ditanya hari apa besok, anak usia 4 tahun mungkin akan mengatakan dengan spontan "hari ulang tahun kakak saya" atau "hari saya pergi ke rumah kakek'.

Konsep yang disajikan dalam waktu kalender bagi anak usia dini terlalu abstrak untuk tahap perkembangan otak sebagian besar anak usia 4 dan 5 tahun. Itulah sebabnya mengapa ada begitu banyak waktu yang didedikasikan untuk itu. Mereka belum siap untuk sepenuhnya memahami konsep-konsep abstrak tersebut. 

Jadi, daripada menyia-nyiakan 120 jam dalam hidup mereka, gunakanlah frase atau bahasa untuk membicarakan sesuatu dengan frase sebelum, selama, dan sesudahnya, kemarin, hari ini, dan besok.

Berikut adalah beberapa alternatif untuk mengajarkan konsep hari dan waktu kepada anak:

  • Menggunakan frase sederhana yang mudah dipahami seperti sebelum, selama, dan sesudahnya, kemarin, hari ini, dan besok
  • Menyanyikan lagu yang mengandung lirik tentang hari. Misalnya lagu "naik delman istimewa"
  • Membaca buku. Ceritakan kepada anak-anak usia dini kisah-kisah yang menggunakan bahasa berdasarkan waktu dan musim yang runut. Seperti kisah Malinkundang, Timun Mas, dan yang lainnya
  • Mengajarkan anak untuk menentukan waktu, misalnya kapan rencana bermain di outdoor, jadwal berenang, memasak dan lain-lain.
  • Ajaklah mereka keluar rumah untuk merasakan cuaca sambil terus bercerita dan mengungkapkan perasaan menggunakan frase pagi ini, siang ini, dan lain-lain.
  • Menghitung biskuit ikan mas saat camilan, kemudian minta mereka menceritakannya lagi.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun