Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Satu Hal yang Perlu Dilakukan oleh Setiap Guru Prasekolah

16 Maret 2024   10:56 Diperbarui: 17 Maret 2024   00:36 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengajar. (Dokumentasi pribadi Noenky)

Menjadi seorang guru prasekolah merupakan sebuah keputusan emas. Bagaimana tidak? 

Pendidikan anak usia dini merupakan sebuah pendidikan penting untuk mendidik generasi usia dini yang kelak akan memimpin negeri. Tentu sangat membanggakan jika kita menjadi bagian didalamnya.

Anak-anak usia dini mulai dari usia 0-8 tahun juga merupakan periode emas dengan perkembangan otak anak mencapai kurang lebih 80%. 

Seorang guru prasekolah yang kreatif dapat menciptakan kegiatan bermain dan belajar yang bermakna dan menyenangkan di sekolah pendidikan anak usia dini. Karena pendidikan anak usia dini dapat mengembangkan efektivitas dan kapasitas otak anak.

Ada suatu hal yang menarik untuk direnungkan saat ini bagi guru-guru prasekolah atau pendidikan anak usia dini. Ragam kegiatan yang disesuaikan dengan minat anak di PAUD tentu dapat memaksimalkan tumbuh kembang anak. Tetapi jangan sampai tidak menyesuaikan dengan apa yang menjadi minat anak-anak. Atau malah memaksakan kegiatan demi bersikap kreatif.

Tentu kita ingin memiliki guru-guru yang menjadi kreatif, tetapi jangan justru akan membuat kekacauan. Bermain adalah belajar bagi anak usia dini yang dapat meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental anak usia dini.

Pada pendidikan anak usia dini, kegiatan bermain dan belajar yang bermakna dan menyenangkan di sekolah akan dapat mengembangkan efektivitas dan kapasitas otak anak. Selain itu pembiasaan dan penanaman nilai-nilai karakter dapat mengembangkan pula sikap dan perilaku positif pada anak. 

Bermain dan belajar yang menyenangkan dengan teman-teman di sekolah pendidikan anak usia dini dapat mengembangkan jiwa kepemimpinan, toleransi, menerima perbedaan dan kerja sama.

Tetapi apakah semua guru prasekolah memahami dengan baik hal ini? 

Jika seorang guru prasekolah tidak melakukan hal ini, maka bisa diibaratkan seperti pilot yang tidak pernah membaca rencana penerbangannya sebelum lepas landas. 

Jika seorang guru prasekolah tidak melakukan hal ini, maka bisa diibaratkan seperti naik mobil untuk perjalanan lintas alam dan tidak menggunakan GPS atau peta. 

Jika seorang guru prasekolah tidak melakukan hal ini, maka bisa diibaratkan seperti seorang tukang roti yang tidak membaca resep sebelum mencoba membuat sesuatu. Lalu apakah itu? Yang penting yang harus dilakukan oleh seorang guru prasekolah?

Setiap guru prasekolah perlu membaca standar tingkat pencapaian perkembangan anak (STPPA). Jika seorang guru prasekolah belum membacanya, bagaimana mungkin guru prasekolah dapat merencanakan pengalaman yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini? 

Standar Tingkat pencapaian perkembangan anak (STPPA) PAUD KB TK adalah kriteria minimal tentang kualifikasi perkembangan anak usia dini yang mencakup aspek nilai agama dan moral. Fisik motorik, kognitif, Bahasa, social-emosional, dan seni. 

Di mana pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang menitikberatkan pada pertumbuhan fisik, kecerdasan, social emosional, pendidikan agama, Bahasa, dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahapan perkembangan.

Saya selalu terkejut ketika bertanya kepada para pendidik anak usia dini apakah mereka telah meluangkan waktu untuk membaca standar tingkat pencapaian perkembangan anak (STPPA) dalam membuat rencana pembelajaran. Biasanya hanya sekitar 5% dari peserta yang telah meluangkan waktu dalam membacanya. Ini adalah sebuah masalah. 

Tidak mengapa jika kemudian mereka membaca banyak sumber lainnya yang setara sebagai pengayaan dalam merencanakan pembelajaran. Tetapi apabila guru hanya mengikuti intuisinya dalam mengembangkan pembelajaran tentu ini bukan sebuah arahan yang baik. 

Semoga menjadi pencerahan dan pengingat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun