Anak-anak tidak bisa mengatur waktu. Jika ada kesenangan yang tersedia untuk mereka, mereka akan memanfaatkannya dengan sepenuh hati tanpa mengetahui bagaimana mengatur ritme atau bagaimana tubuh mereka bekerja.Â
Ayah-bunda harus selalu ingat kapan mereka terakhir makan, bergerak, atau minum susu dan air putih untuk mengembalikan stamina.
Anak-anak harus mempelajari cara baru untuk meminta istirahat. Selain itu, apakah mereka memiliki waktu sekitar sepuluh hingga lima belas menit untuk berkomunikasi dengan ayah-bunda dan mendengarkan arahan dari orangtuanya? Mungkin karena mereka lelah mereka mengucapkan kata-kata yang tidak pantas.
Ketika anak akhirnya meluapkan kemarahan karena kelelahan, pastikan untuk selalu menunjukkan sikap afeksi yang positif sebagai cara untuk menghentikan perilaku negatifnya. Frase seperti
"Ayah/bunda memikirkan kamu, saat kamu mengucapkan kata-kata itu, "Ayah/bunda ingin tahu apakah kamu merasa frustrasi saat membereskan mainan yang diminta ayah/bunda ya?", atauÂ
"Ayah/bunda suka meremas-remas tangan sendiri dengan tangan terbuka dan tertutup saat marah. Maukah mencobanya dengan ayah/ bunda?"
Pikirkan apa yang tidak terpenuhi ananda saat ini. Apakah mereka mengalami kelelahan? Makan? Apakah mereka merasa tidak dihargai? Gagal? atau terlalu antusias.
5. Memvalidasi dan mempertahankan batasan
Jika anak-anak merasa bahwa mereka tidak dapat mengatakan apa yang mereka rasakan, bantu mereka untuk memikirkannya bersama.
"Kamu boleh marah jika kita terlalu bersemangat tentang sesuatu dan kita tidak punya waktu untuk melakukannya sekarang."
Ada baiknya juga untuk tidak terburu-buru melupakan apa yang terjadi ketika anak mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hati: