Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ciri-Ciri Prasekolah yang Tidak Berbasis Bermain

1 Januari 2024   22:23 Diperbarui: 8 Januari 2024   01:52 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi Noenky

Selanjutnya pendidik berbasis permainan juga dapat mengizinkan anak usia dini untuk melompat di kubangan lumpur, mengumpulkan cacing setelah hujan, bercerita kepada teman-temannya tentang hari libur mereka di depan kelas, membuat makhluk dari tanah liat, dan lain sebagainya. 

Anak usia dini menganggap detail terkecil sangat menarik dalam permainan mereka. Karenanya akan lebih baik membiarkan mereka untuk mengeksplorasi meskipun hal itu mungkin tampak tidak penting.

Agar kita semua dapat memahami pembelajaran berbasis bermain, maka perlu kiranya mengenali pula sekolah atau prasekolah yang tidak menerapkan pembelajaran berbasis bermain melalui ciri-ciri berikut ini agar dapat lebih menemu-kenali apakah prasekolah yang kita jalankan menerapkan pembelajaran berbasis bermain.

1. Jadwal harian mencakup lebih banyak kegiatan yang diarahkan oleh guru daripada bermain yang dipimpin oleh anak.

Dalam pembelajaran berbasis bermain, seharusnya seorang anak dapat menentukan cara bermain, kapan dan berapa lama. Meskipun tidak banyak panduan yang pasti mengenai preferensi anak, pendidik dapat mengetahuinya ketika melihat anak-anak bermain. 

Anak-anak harus menikmati kegiatan yang mereka lakukan dalam bermain. Karenanya, tidak boleh ada tujuan atau sasaran akhir untuk latihan apa pun. 

Misalnya saja dengan menawarkan balok kepada anak-anak untuk membuat bangunan yang lebih spesifik artinya kegiatan bermain diarahkan oleh guru. Sebaiknya berikan saja balok tersebut dan perhatikan apa yang anak-anak lakukan terhadap balok tersebut.

2. Seni berbasis produk dan semua orang terlihat serupa, anak-anak diberi tugas serentak dengan instruksi.

Pada konsep pembelajaran berbasis bermain, seharusnya anak-anak hanya diberikan alat atau media untuk membuat sesuatu. Lalu biarkan mereka berimajinasi sekreatif mungkin. 

Hal ini memungkinkan anak-anak dapat mengekspresikan diri secara kreatif dan mendukung perkembangan motorik halus mereka yang kelak diperlukan untuk mengembangkan keterampilan menulisnya. 

Pengalaman sensori saat menggunakan jari dan tangan sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan motorik halus dan kasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun