Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Melatih Anak Mengucapkan Kata Buang Air Kecil dan Buang Air Besar

28 Desember 2023   05:34 Diperbarui: 28 Desember 2023   05:49 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  

Sedari dini anak-anak sudah harus diajarkan untuk mengucapkan kata-kata yang tepat dan sederhana untuk menggambarkan seseorang, sesuatu atau benda yang belum dikenali. Jangan ajarkan anak untuk mengucapkan sesuatu kata yang salah yang tidak berkaitan dengan makna sebenarnya namun menganggap itu tabu. 

Termasuk kata-kata yang berkaitan dengan gender seperti "laki-laki" dan "perempuan", kata -- kata yang berkaitan dengan toilet seperti 'buang air kecil'(BAK) dan 'buang aiR besar' (BAB). Guru, orang tua, dan pengasuh bisa memanfaatkan buku cerita atau media lainnya untuk membantu anak dalam memahami kata-kata baru yang harus dikenalinya untuk komunikasi.

Permainan bahasa mengacu pada cara-cara anak kecil bereksperimen dan memanipulasi bahasa untuk bersenang-senang atau mengeksplorasi sifat-sifatnya. Ini dapat mencakup kegiatan seperti berima, permainan kata, dan membuat kata atau frasa baru. Dan ini termasuk mencoba kata-kata 'buruk' dan 'kata-kata kotor'. 

Memperkenalkan kata-kata baru yang dianggap tabu pada anak usia dini sangat penting karena ini adalah waktu yang tepat untuk membangun pemahaman awal tentang konsep dan makna kata. Tujuannya tidak lain agar ke depannya anak usia dini / balita dapat menyampaikan dengan baik kalimat yang ingin disampaikannya.

Permainan bahasa adalah bagian penting dari perkembangan bahasa anak-anak karena membantu mereka memahami struktur dan aturan bahasa, dan menjadi komunikator yang lebih mahir. Kita menjadi mengerti terhadap sesuatu dari makna kata itu sendiri yang dipahami oleh semua orang. 

Namun ada beberapa kata yang dianggap oleh orang tua belum pantas anak-anak ucapkan sehingga mereka menggantinya dengan kata lain yang tidak umum untuk menjaga norma kesopanan. 

Padahal cara ini kurang tepat untuk dilakukan. Sudah seharusnya anak-anak usia dini memperoleh kata yang sesuai dengan makna yang berlaku. Kata-kata kotor memang bisa diartikan sebagai kata -kata yang tidak sopan. 

Merupakan bagian yang wajar dan normal pada masa kanak-kanak untuk mencoba kata-kata yang dilarang, dianggap 'buruk', atau berkaitan dengan bagian tubuh dan fungsi tubuh. 

Namun hal ini penting ketika ingin mulai mengajari anak untuk toilet training. Anak usia dini perlu menyadari dan memutuskan terlebih dahulu kata-kata mana yang akan digunakan untuk mendeskripsikan kotoran tubuhnya. Pada saat ini, peran ayah-bunda sangat diperlukan. 

Agar dapat menghindari konotasi negatif. Pastikan ayah-bunda tidak menggunakan kata-kata seperti kotor atau bau atau kata-kata yang membuat ananda tidak menyukai pergi ke toilet ataupun beranggapan salah tentang toilet. Mengenalkan kepada ananda tentang toilet, artinya juga menjelaskan istilah sederhana dan positif terkait toilet dan tujuan dari penggunaannya.

Berikut adalah 5 alasan mengapa anak-anak bermain-main dengan kata-kata toilet yang harus dipahami.

 

1. Anak-anak secara alami memiliki rasa ingin tahu yang besar dan tertarik untuk mengeksplorasi topik-topik yang tabu, termasuk bahasa yang dianggap tidak pantas.

2. Anak-anak mungkin mencoba mendapatkan reaksi dari orang dewasa atau teman sebayanya dengan menggunakan bahasa yang buruk. Mereka mungkin merasa lucu melihat ketidaknyamanan atau keterkejutan yang dapat ditimbulkannya pada orang lain.

3. Anak-anak mungkin menggunakan bahasa yang 'buruk' sebagai cara untuk menegaskan kemandirian mereka dan menegaskan identitas mereka sendiri.

4. Anak-anak mungkin menggunakan 'bahasa yang buruk karena mereka telah mendengarnya digunakan oleh orang lain dan menirunya.

5. Anak-anak mungkin menggunakan bahasa yang buruk karena mereka belum memiliki pemahaman penuh tentang makna dan konotasi dari kata-kata dan frasa tertentu. Mereka mungkin hanya mengulangi kata-kata yang telah mereka dengar tanpa memahami dampak yang dapat ditimbulkannya.

Meskipun kita tidak mendorong pembicaraan kotor dan bahasa yang buruk, kita dapat mendukung permainan bahasa dengan cara lain. Jika ayah-bunda melarangnya, mereka akan tetap mengucapkan kata-kata itu di belakang ayah - bunda.

Jadi mulailah melatih dan memilih kata-kata yang sesuai hingga membantu ananda untuk terbiasa menggunakan term atau frase yang berkaitan dengan toilet atau buang air. Ada banyak kata-kata yang diucapkan baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa daerah lainnya. Namun tetap berikan kata yang tepat dan sebenarnya serta yang umum digunakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun