Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Melatih Anak Mengucapkan Kata Buang Air Kecil dan Buang Air Besar

28 Desember 2023   05:34 Diperbarui: 28 Desember 2023   05:49 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agar dapat menghindari konotasi negatif. Pastikan ayah-bunda tidak menggunakan kata-kata seperti kotor atau bau atau kata-kata yang membuat ananda tidak menyukai pergi ke toilet ataupun beranggapan salah tentang toilet. Mengenalkan kepada ananda tentang toilet, artinya juga menjelaskan istilah sederhana dan positif terkait toilet dan tujuan dari penggunaannya.

Berikut adalah 5 alasan mengapa anak-anak bermain-main dengan kata-kata toilet yang harus dipahami.

 

1. Anak-anak secara alami memiliki rasa ingin tahu yang besar dan tertarik untuk mengeksplorasi topik-topik yang tabu, termasuk bahasa yang dianggap tidak pantas.

2. Anak-anak mungkin mencoba mendapatkan reaksi dari orang dewasa atau teman sebayanya dengan menggunakan bahasa yang buruk. Mereka mungkin merasa lucu melihat ketidaknyamanan atau keterkejutan yang dapat ditimbulkannya pada orang lain.

3. Anak-anak mungkin menggunakan bahasa yang 'buruk' sebagai cara untuk menegaskan kemandirian mereka dan menegaskan identitas mereka sendiri.

4. Anak-anak mungkin menggunakan 'bahasa yang buruk karena mereka telah mendengarnya digunakan oleh orang lain dan menirunya.

5. Anak-anak mungkin menggunakan bahasa yang buruk karena mereka belum memiliki pemahaman penuh tentang makna dan konotasi dari kata-kata dan frasa tertentu. Mereka mungkin hanya mengulangi kata-kata yang telah mereka dengar tanpa memahami dampak yang dapat ditimbulkannya.

Meskipun kita tidak mendorong pembicaraan kotor dan bahasa yang buruk, kita dapat mendukung permainan bahasa dengan cara lain. Jika ayah-bunda melarangnya, mereka akan tetap mengucapkan kata-kata itu di belakang ayah - bunda.

Jadi mulailah melatih dan memilih kata-kata yang sesuai hingga membantu ananda untuk terbiasa menggunakan term atau frase yang berkaitan dengan toilet atau buang air. Ada banyak kata-kata yang diucapkan baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa daerah lainnya. Namun tetap berikan kata yang tepat dan sebenarnya serta yang umum digunakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun