Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

5 Permainan yang Dapat Dipilih Guna Meningkatkan Kemampuan Literasi Anak di Dalam Kelas

20 Desember 2023   08:56 Diperbarui: 20 Desember 2023   14:24 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan untuk anak usia dini merupakan fondasi untuk pendidikan selanjutnya. Ketika anak usia dini memperoleh penguatan pendidikan sedari awal, maka akan mengalami perkembangan yang signifikan ke depannya. 

Perkembangan anak di masa usia dini mereka akan memberikan pengaruh terhadap keberlanjutan perkembangan anak di masa yang akan datang. Dengan kondisi tersebut keberadaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tidak dapat lagi dipandang sebelah mata.

Selama ini pendidik dan guru mempercayai bahwa salah satu metode mengajar yang efektif adalah menggunakan kartu flash dan juga lembar kerja. 

Dengan pertimbangan bahwa penyampaian pembelajaran secara lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru. Karenanya metode pembelajaran langsung dengan media flash card dianggap cukup tepat.

Dengan flashcard, guru akan mudah menguasai konsep dan keterampilan dengan baik sementara siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Tidak hanya mendengarkan pemaparan yang disampaikan oleh guru, siswa juga dapat melakukan kegiatan mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa penerapan kartu-kartu pada pembelajaran membaca akan menarik perhatian siswa. Kartu-kartu flash atau flashcard biasanya berisi kata-kata, gambar, atau kombinasi keduanya yang digunakan untuk memahami materi dalam pelajaran. 

Kartu flash merupakan media pembelajaran berbasis visual yang cukup memegang peranan penting dalam proses pembelajaran.

Noenky Pribadi
Noenky Pribadi

Selain itu penggunaan lembar kerja (worksheet) juga digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk memberikan contoh yang banyak kepada siswa maka pemberian lembar kerja yang akan dikerjakan berisi konsep-konsep penting pokok bahasan. 

Tujuan dari pemberian lembar kerja kepada siswa sendiri adalah melatih kedisiplinan siswa dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah menjadi tugasnya. 

Namun tahukah ayah-bunda guru, bahwa sebenarnya anak-anak tetap dapat belajar dan mengembangkan kemampuan literasi sambil bermain? Tanpa kartu flash dan lembar kerja, nyata-nyata anak-anak akan tetap bisa mengembangkan kemampuan literasi.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Terisa Serabeck, "Dengan menggunakan berbagai area bermain yang diperkaya dengan literasi, siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang fungsi-fungsi menulis, mengenali tulisan yang berhubungan dengan permainan, dan mengetahui cara menggunakan strategi pemahaman yang berbeda, termasuk pengecekan diri dan koreksi diri" (Christie dan Roskos, 2013).

Para peneliti juga menemukan bahwa melalui penggunaan permainan yang beragam dan menarik, keterampilan lain dapat berkembang pada anak-anak seperti verbalisasi, rentang perhatian, imajinasi, konsentrasi, kontrol impuls, rasa ingin tahu, strategi pemecahan masalah, kerja sama, empati, dan partisipasi kelompok, yang semuanya merupakan keterampilan yang sangat berharga untuk membantu pembelajaran literasi (Miller & Almon, 2009).

Scrabeck, T (2020), mengungkapkan pentingnya memanfaatkan permainan untuk mendorong literasi yang muncul di lingkungan anak usia dini. Inovasi dan isu-isu kritis dalam pengajaran dan pembelajaran dapat dilakukan melalui media bermain yang dapat mendukung perkembangan kognitif anak.

Lalu apa saja yang dapat dilakukan ayah-bunda guru agar dapat meningkatkan kemampuan literasi anak usia dini ketika ketersediaan flashcards dan worksheet mengalami keterbatasan? 

Tidak semua jenis permainan dapat meningkatkan kemampuan literasi anak usia dini. Tentu saja pola/ cara bermain yang tepat untuk anaklah yang dapat meningkatkan kemampuan literasi. Apa saja kah cara bermain yang bisa dipilih?

Ada 5 cara bermain yang bisa dipilih dalam rangka meningkatkan kemampuan literasi di dalam kelas tanpa menggunakan flash cards dan lembar kerja.

1. Meningkatkan literasi dengan permainan flanel huruf

Noenky pribadi
Noenky pribadi
Dengan bermain flanel huruf, anak-anak usia dini akan tanpa sadar melakukan penghafalan dan mengingat saat memainkannya. Dengan stimulasi yang tepat, anak usia dini dapat mengembangkan kemampuan literasinya sesuai harapan dan arahan dari lingkungannya sambil bermain. 

Flanel huruf adalah huruf-huruf atau abjad yang dibuat dari bahan flanel yang bisa ditempelkan dengan menggunakan velcro. Tentu ini akan sangat menarik dan mengasyikkan memainkannya.

2. Meningkatkan literasi dengan permainan balok huruf

noenky pribadi
noenky pribadi

Belajar mengenal huruf merupakan komponen hakiki dari perkembangan baca tulis. Anak perlu mengetahui atau mengenal dan memahami huruf abjad untuk akhirnya menjadi pembaca dan penulis yang mandiri dan lancar. 

Ketika anak usia dini mampu mengenal dan menyebut huruf-huruf pada daftar abjad dalam belajar membaca, mereka akan lebih sedikit mudah untuk memahami dalam belajar literasi dari pada anak yang tidak mengenal huruf. 

Anak akan senang mengutak- atik balok seraya mengamati bentuk dan tulisannya. Mengingat pentingnya pengenalan huruf sejak dini sebagai komponen hakiki dalam kemampuan membaca, maka media pembelajaran balok-balok berbentuk huruf yang digunakan oleh pendidik Anak usia dini semestinya dapat disediakan. Dalam penerapannya tentu saja disesuaikan dengan tahapan anak usia dini berkaitan dengan kemudahan genggaman tangannya.

3. Meningkatkan literasi dengan menggunakan keyboard bekas dan pesawat telpon bekas

noenky pribadi
noenky pribadi

Lingkungan rumah adalah sumber kemungkinan pengalaman yang dapat meningkatkan perkembangan bahasa lisan dan keterampilan keaksaraan awal. 

Beberapa anak usia dini sudah dapat mengenali huruf dengan baik namun ada pula yang belum mampu mengenali huruf sama sekali.

Orang tua dalam hal ini memiliki peran dalam membantu anak untuk dapat menguasai keaksaraan awal. Bentuk keterlibatan orang tua yang dapat dilakukan dalam mengembangkan kemampuan literasi dini anak antara lain dengan kegiatan bermain menggunakan keyboard bekas dan pesawat telpon bekas.

Ketika memainkan alat bekas ini dapat meningkatkan rasa ingin tahunya. Orang tua dan guru dapat berkomunikasi dan mengajarkan apa saja yang terdapat diatas keyboard atau telpon bekas. Minta mereka untuk bersama-sama menyebutkan dan menghafal abjad dan angka yang tertera atau seraya bermain tebak-tebakan.

4. Meningkatkan literasi dengan scrabbles

Pengenalan huruf menjadi salah satu target dari kompetensi pengenalan keaksaraan awal pada aspek pengembangan bahasa. Materi yang menjadi target lain yaitu: Membaca gambar, membaca simbol; Menjiplak huruf; Mengenal huruf awal di namanya, menuliskan huruf-huruf namanya; Menuliskan pikirannya, walaupun hurufnya masih terbalik atau tidak lengkap; Hubungan bunyi dengan huruf; Mengucapkan kata yang sering diulang-ulang tulisannya pada buku cerita; Mengeja huruf; Membaca sendiri, dan Hubungan angka dan bilangan (Yennizar, 2018).

Target pencapaian tersebut dapat diawali dengan mengenalkan simbol huruf pada anak usia dini melalui media yang menyenangkan dan mudah dikembangkan seperti permainan scrabbles.

 5. Meningkatkan literasi dengan kertas bekas/scrap paper

Mencoret-coret adalah salah satu kegiatan yang biasanya disukai anak usia dini. Melihat tembok yang bersih atau melihat kertas, ananda akan langsung mengambil alat tulis dan mencoret-coret sesuka hatinya. 

Nah jika ayah bunda guru memiliki banyak kertas bekas yang masih bisa dimanfaatkan, jangan langsung dibuang ya. Sisa kertas ulangan, sisa kertas dibuku, kertas bekas pelatihan dan lain-lain dapat dikumpulkan untuk disodorkan kepada ananda agar ia dapat menyalurkan kebiasaannya. 

Mencoret-coret merupakan bagian dari perkembangan normal menuju penghalusan kemampuan motorik halus yang bisa meningkatkan kemampuan literasi nya kelak.

noenky pribadi
noenky pribadi

Media pembelajaran yang menarik menjadi sebuah magnet dalam pembelajaran anak usia dini. Penggunaan media alternatif yang variatif untuk anak usia dini dapat memberikan kemudahan anak usia dini dalam mengembangkan kemampuan literasi sejak dini bagi anak usia dini. 

Pencapaian perkembangan anak usia dini di tiap tahapan usia yang harus dipenuhi secara berkesinambungan mengakibatkan pentingnya bagaimana stimulasi yang diberikan dapat dilakukan secara tepat. 

So tunggu apalagi, manfaatkan apa yang ada dilingkungan dalam mengembangkan pendidikan literasi anak usia dini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun