LANGKAH 4 : Tantang dan gantikan pemikiran tersebut.Â
Untuk meredam pikiran-pikiran tersebut, cobalah ayah-bunda dan guru juga mempertimbangkan bahwa anak-anak masih belajar dan belum memahami cara menghargai dengan benar. Anak-anak tentu memiliki dunianya, keinginannya, bahkan punya masalahnya sendiri. Tetapi mereka bukanlah masalah itu sendiri dan apa yang kita sampaikan mungkin juga bukan merupakan keadaan yang darurat. So what so over? Ayah-bunda dan guru tentu bisa menangani ini dengan tenang dan penuh hormat bahkan harus fokus untuk terhubung sebelum mengalihkan kepada hal -- hal lainnya .
 LANGKAH 5 : Berkomitmen untuk MENJEDA
Walaupun marah dan kesal adalah hal yang sangat manusiawi, namun sebaiknya kita sebagai orang tua dan guru sedapat mungkin menahan diri untuk tidak melakukannya kepada anak (didik) kita. Terlebih jika luapan itu dikeluarkan dalam bentuk ucapan-ucapan yang tidak pantas, kasar, omelan hingga membentak anak. Ketika ayah-bunda berada pada situasi ini dan menemukan salah satu atau hal di atas, cobalah untuk melakukan sesuatu untuk MENJAGA diri ayah-bunda dan guru. Misalnya, dengan menarik napas dalam-dalam, pelan dan teratur, keluar ruangan agar lebih tenang dan bisa berpikir, menghitung sampai 10, memejamkan mata, atau peluk diri sendiri, keluar dan perhatikan sesuatu di alam, mengambil selembar kertas dan tulis sesuatu untuk mengeluarkan pikiran/perasaan atau coret-coret saja tanpa arah! Apa pun yang terbaik yang bisa meredakan emosi yang mencuat.Â
 LANGKAH 6: Jika pada akhirnya harus membentak, akui perilaku ini, ambil tanggung jawab dengan meminta maaf.
Beri tahu ananda apa yang akan ayah-bunda dan guru lakukan secara berbeda di lain waktu dan fokuslah untuk menjalin hubungan kembali. Misalnya : Ayah/ bunda sudah membentak mu dan itu tidak baik. Ayah/ bunda minta maaf. Ayah/ bunda  tidak boleh berbicara seperti itu kepadamu, itu tidak sopan. Lain kali, Ayah/ bunda  akan masuk ke ruangan lain dan menarik napas dalam-dalam seperti ini. Ayah/ bunda hanya ingin kamu tahu betapa pentingnya hubungan baik bagi kita semua.Â
 LANGKAH 7: Berlatih, berlatih, berlatih, dan bersikap baik pada diri sendiri.
Sebisa mungkin untuk tidak membentak anak apalagi anak didik kita. Karena hal itu akan sangat berpengaruh di masa yang akan datang bagi anak. Ingatkan pada diri sendiri bahwa kita SEMUA melakukan kesalahan. Tidak mudah untuk memutus siklus ini. Anak-anak tentu juga tidak membutuhkan seorang ayah/ bunda ataupun guru yang sempurna. Namun kita hanya berusaha untuk dapat memenuhinya. Bersikaplah lembut terhadap diri sendiri. Mempelajari cara-cara baru untuk tampil membutuhkan waktu. Sebagai orang tua, kita harus dapat menjadi suri teladan bagi anak-anak.
 Berikut adalah 3 hal yang perlu dipikirkan saat ayah-bunda dan guru sedang asyik bersama ananda.
KURANG JANGAN, LEBIH BAIK.Â
Ini dapat diterjemahkan bahwa semakin sedikit kata, maka akan semakin baik. Artinya, sebagai orang tua ataupun guru berusahalah untuk menghindari: menguliahi, menjelaskan secara berlebihan, bernegosiasi, menyuap. Namun sebaliknya akan lebih baik berfokus pada validasi dan batasan yang sederhana dan jelas, menerima mereka apa adanya, dan mendukung hal -- hal baik dari mereka.