Bagi beberapa anak, mereka mungkin belum bisa memisahkan antara apa yang terjadi di rumah dengan di sekolah. Ketika ingatannya akan kejadian di rumah dibawa ke sekolah, anak-anak akan mudah menunjukkan perasaannya yang tentu akan jadi perhatian gurunya.Â
6. Kurangnya dukungan atau penyesuaian yang wajar
Tiap kali mengadakan training guru, selalu saya sampaikan bahwa apabila seorang anak mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari kedua orangtuanya maka anak-anak akan terbiasa untuk siap menghadapi segala kondisi di luar rumah. Karenanya interaksi dan afeksi kepada anak-anak usia dini sangat diperlukan.Â
Jangan pernah melewatkan waktu untuk selalu memeluk dan memberi penguatan kasih sayang kepada anak-anak sejak dini. Karena kecukupan akan dukungan dan rangsangan baik kepada anak akan membentuk karakter anak menjadi lebih siap.
7. Tuntutan dan energi yang dibutuhkan untuk menutupi kelelahan
Orangtua yang bangga dengan anaknya selalu punya semangat untuk mempersiapkan anak-anak pergi sekolah dengan riangnya. Namun kadang kala mereka bisa juga lupa bagaimana anak-anak juga memiliki batas kemampuan kesiapan baik itu fisik maupun mentalnya.Â
Ada anak-anak yang terlihat sangat mandiri di rumah namun berbalik 180 derajat ketika di sekolah atau sebaliknya. Sebaiknya biarkan anak-anak mengekspresikan sendiri kecenderungan dan perasaannya.Â
Biarkan mereka mengambil keputusan kapan harus memulai dan kapan akan berhenti ketika melakukan sesuatu. Kebebasan dalam memilih akan lebih melegakan hati anak-anak dalam bertindak dengan lebih bijaksana.Â
Ketika orangtua telah memberikan dukungan positif yang terbaik kepada anak-anak, kematangan anak juga akan terbentuk sehingga mereka akan siap melangkah mencapai prestasi terbaiknya.Â
Berikut adalah hal-hal yang mungkin bisa membantu memberikan solusi tentang kesiapan anak masuk sekolah yang bisa dilakukan oleh guru dan orangtua dalam bekerja sama.
1. Masuk sekolah sedikit lebih awal atau lebih lambat dibandingkan anak-anak lain