Kemampuan fungsi eksekutif anak merupakan kemampuan yang sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental, pencapaian di sekolah dan kehidupan, juga bagi perkembangan kognitif, sosial dan psikologis anak. Hal ini dilansir dari National Institutes of Health berdasarkan studinya.
Kemampuan eksekutif anak adalah sekumpulan kemampuan mental yang dibutuhkan untuk membuat perencanaan dan meraih tujuan dalam setiap aspek kehidupan. Kemampuan eksekutif anak ini termasuk bagaimana menganalisis situasi, mengatur waktu, mengendalikan diri dan tetap fokus.
Seiring dengan perkembangan usia anak, maka orang tua dan guru perlu terus membantu dan mendukung anak untuk menguasai kemampuan eksekutif anak. Karena hanya dengan dukungan dan stimulasi yang baik dari orang tua dan lingkungan maka anak dapat memiliki dan mengembangkan keterampilan fungsi eksekutifnya. Anak yang tidak tuntas dalam memiliki keterampilan eksekutif maka akan memiliki masalah-masalah kedisiplinan di saat memasuki usia pra-remaja. Tentu saja orang tua tidak menghendaki hal ini terjadi bukan?
Ketidakmampuan dalam menguasai keterampilan fungsi eksekutif anak misalnya saja pada saat pra-remaja mereka sering kali membiarkan kamar dan meja belajarnya berantakan, sering kelupaan bahkan kehilangan barang karena tidak menempatkannya dengan baik, meletakkan barang-barang sembarangan, kurang memperhatikan kebersihan dan kerapian baik itu barang maupun perlengkapannya dan lain-lain.
Orang tua dan guru dapat melatih keterampilan fungsi eksekutif ini sejak dini melalui berbagai kegiatan yang dapat merangsang anak-anak melatih keterampilan fungsi eksekutif. Setidaknya terdapat 8 keterampilan eksekutif anak yang perlu dilatih. Berikut adalah cara bagaimana melatih keterampilan eksekutif anak dengan kegiatannya agar anak dapat melatih dan mengembangkan diri dengan fungsi eksekutifnya.
KETERAMPILAN FUNGSI EKSEKUTIF dan cara melatihnya:
1. MEMORI KERJA
Salah satu area penting dalam keterampilan fungsi eksekutif anak untuk menunjang kemampuan belajarnya disekolah adalah memori kerja ini. Mengutip dari understood.org, Memori kerja adalah kemampuan untuk menyimpan dan menggunakan informasi dalam jangka panjang.
Kegiatan yang bisa dilatih untuk meningkatkan keterampilan fungsi eksekutif khususnya tentang memori kerja adalah kegiatan memorizing things (menghafal benda-benda). Caranya : Siapkan nampan berisi beberapa benda yang berbeda. Minta anak-anak memperhatikan benda apa saja yang ada. Setelah itu mintalah anak memejamkan mata. Keluarkan satu benda dari nampan, kemudian ketika anak membuka matanya dan mencoba mengingat benda apa saja yang ada di sana dan menyebutkan mana benda yang tidak ada / yang hilang.
2. PERHATIAN DAN FOKUS
Keterampilan fungsi eksekutif yang juga penting dilatih kepada anak-anak adalah bagaimana anak-anak dapat fokus dan memperhatikan apa yang terjadi di sekelilingnya. Manfaat dari keterampilan ini adalah anak dapat mengerjakan berbagai hal rumit secara sistematis dan tidak mudah panik saat menemui hambatan atau tantangan. Mainkan 'apa yang berubah di sini' . Â
Caranya adalah minta salah satu anak berdiri di depan kelompok, kemudian semua kelompok menutup mata, orang dewasa mengubah sesuatu pada anak tersebut (misalnya melepas tali sepatu, meletakkan topi ke depan, dll.) , lalu lihat apakah anak-anak dapat membedakannya. Anak-anak dapat mengungkapkan sebanyak mungkin apa yang diketahuinya sekaligus melatih mereka menemukan dan menyusun kata menjadi kalimat.
3. PENGHAMBATAN DAN KONTROL IMPULS
Kemampuan ini dapat membantu anak dalam mengikuti apa yang menjadi perkembangan dirinya sekaligus menilai kemajuan mereka dalam suatu hal spesifik. Kegiatan ini juga bermanfaat untuk melakukan penyesuaian agar anak dapat menyelesaikan tugas yang sedang dikerjakannya. Caranya adalah dengan memainkan freeze game yang mengharuskan anak-anak membeku saat musik berhenti.
Pada permainan ini anak-anak dilatih kemampuan mengendalikan dirinya agar ia terbiasa berpikir sebelum bertindak dan tidak bereaksi berlebihan saat menghadapi kendala dan kritikan.
Manfaatnya adalah anak dapat mengendalikan diri dengan baik dan tetap fokus untuk memperbaiki diri dan belajar dari kesalahan serta mendengarkan masukan, arahan, sekaligus kritikan.
4. PENGATURAN EMOSIONAL
Perkembangan emosional anak adalah fondasi untuk membentuk perilaku baiknya, kemampuan belajar, dan sekaligus kesehatan anak. Pengalaman emosi dan sosial anak berperan sangat besar dalam membentuk struktur otak.Â
Orang tua maupun guru kadang perlu untuk bercanda atau mengelabui sesuatu untuk melihat reaksi anak. namun hal ini jangan sampai membuat anak menjadi hilang kendali. Karenanya perlu untuk melatih anak dalam pengaturan emosional. Caranya adalah dengan melatih strategi menenangkan dan membumi.Â
Orang tua dan guru dapat bermain mencari 5 benda hijau di sekitar ruangan. Pada kegiatan ini berbeda dengan kemampuan kognitif seperti mengenal huruf, membaca, ataupun berhitung. Namun demikian kegiatan ini sama pentingnya karena mengajarkan pada anak bagaimana ia bisa luwes bergaul dengan teman sebaya dan berinteraksi. Atau bisa juga dengan mengajari bagaimana anak melakukan pernapasan dengan hitungan jari lalu menahannya.
5. ORGANISASI DAN PERENCANAAN
Orang tua dan guru dapat mencobalah permainan '1 out, 1 in' dengan mainan. Caranya adalah anak-anak menyingkirkan mainan yang sudah tidak ada sebelum mengambil mainan lain. Hal ini dapat mengajarkan anak-anak untuk tidak serakah, memiliki target permainan dan mencari alternatif yang baik ketika menemui masalah saat bermain.
6. INISIASI DAN PENYELESAIAN TUGAS
Anak-anak perlu dilatih untuk bertanggung jawab sejak dini dengan kewajiban menyelesaikan apa yang telah dimulainya. Memiliki inisiatif yang baik dan menyelesaikan tugasnya berkaitan dengan kepatuhan yang harus juga dibentuk sejak dini. Caranya adalah dengan memainkan game 'beat the timer'. Mulai pengatur waktu atau lagu dan mintalah anak-anak menyelesaikan tugas pada saat tugas tersebut selesai anak-anak dapat melakukan kegiatan lain yang diminta (misalnya mengambil mainan, membongkar tas sekolah)
7. FLEKSIBILITAS MENTAL
Sikap fleksibel perlu diajarkan kepada anak-anak sejak dini. Anak-anak yang terlalu serius dan tidak dapat menerima perubahan tentu akan menyulitkan proses sosialisasinya kelak. Ketika menerapkan sebuah rutinitas misalnya. Orang tua atau guru dapat mengubah ritme dan kegiatan terhadap hal baru agar anak-anak dapat menerima perubahan dan sikap mental.Â
Sering-seringlah mencoba hal-hal baru dan menjadi contoh untuk keluar dari zona nyaman, (misalnya mencoba makanan baru, menempuh rute baru pulang sekolah bersama-sama, bermain olahraga baru, mendengarkan jenis musik baru, dll.
8. PEMANTAUAN DIRI
Pemantauan diri adalah sifat kepribadian yang melibatkan keterampilan atau kemampuan bagaimana mengatur dan memantau  presentasi diri sendiri, emosi dan perilaku dalam menanggapi lingkungan dan situasi sosial.Â
Melatih sikap pemantauan diri sangat diperlukan dalam rangka adaptasi lingkungan. Anak-anak yang rendah dalam mengelola kemampuan pemantau diri cenderung berperilaku sesuai dengan kebutuhan dan perasaan internal mereka sendiri. Dalam hal ini empati dan simpati perlu ditumbuhkan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam hubungan sosial.Â
Ajarkan kepada anak untuk menjelajahi beberapa ide dan alat menyenangkan untuk mengembangkan keterampilan ini. Orang tua dapat mulai mengajarkan tentang kata-kata baik dan tidak baik yang boleh diucapkan dan tidak boleh diucapkan, bermain dengan penampilan pertunjukan untuk menghibur orang lain, menirukan perilaku orang lain yang baik, dan lain-lain.
Meningkatkan kemampuan Keterampilan fungsi eksekutif pada anak-anak terutama usia dini sangat memiliki manfaat pada setiap situasi dalam kehidupan sosial. Dan kekurangan dalam mengasah keterampilan fungsi eksekutif dapat menyebabkan masalah jika tidak berkontribusi dalam pengembangannya. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H