Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengajari Ananda Bagaimana Cara Marah, Bukan Mengatakan Jangan Marah!

2 Agustus 2023   14:40 Diperbarui: 16 Agustus 2023   03:45 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

INI TIDAK BAIK! PIKIRKAN APA YANG TELAH ANANDA LAKUKAN! Minta ananda menguasai diri ananda sendiri. Agar lebih mudah mengenali emosi ananda sendiri.

Mungkin ananda akan pergi ke kamarnya. Tapi alih-alih memikirkan tentang apa yang telah dia lakukan, dia akan berpikir tentang betapa buruknya dia sebagai anak. 

Ananda tidak tahu mengapa dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya. Dan ketika ananda berhenti memukul, berteriak, dan mengamuk, dan orang tuanya mengira disiplin ananda berhasil! Tapi secara internal, ananda pasti sedang berjuang. Berjuang bagaimana menguasai diri ananda sendiri.

Ananda bergumul dengan perasaan marah, tetapi tidak bisa menceritakannya kepada orang tuanya. Tiap kali ananda marah, sebenarnya ananda merasa malu. Tentu ananda pun berharap bisa seperti saudara-saudaranya. 

Mungkin saat itu ananda mulai mengendalikan diri dengan menghabiskan sebagian besar waktunya bermain video game dan menyendiri. Dia percaya sendirian dengan amarah lebih baik karena dia tidak bisa menyakiti siapa pun. 

Namun ini akan berlangsung terus tanpa penanganan yang baik bahwa marahpun ada manfaatnya bagi ananda. Atau bisa jadi ananda akan mencari pelarian lain saat marah dengan pergi kapan saja saat dia merasa marah atau kesal. 

Ananda tidak pernah tahu bagaimana mengungkapkan kemarahannya dengan cara yang sehat. Setiap kali ada pertengkaran kemudian pergi ke ruangan lain, mundur, tentunya hal ini butuh dukungan untuk diperhatikan. Bukan selesai dengan begitu saja.

Hal yang perlu dipahami adalah bahwa kemarahan bukanlah hal yang salah. Dengan marah bukan berarti menjadi anak nakal. 

Jika Ananda hanyalah anak yang sangat sensitif tanpa alat yang dia butuhkah untuk melepaskan perasaannya dengan cara yang sehat. Ayah-bunda perlu mengubah pandangan ini. 

Lalu bagaimana mengajari ananda untuk mengatur emosi mereka?

Untuk mengajari ananda bagaimana mengatur emosinya bukan dengan melakukan diskusi panjang tentang perasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun